HASHTAGNEWS.ID – Musibah atau bencana merupakan peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Penulis: Ns. Rezkiyah Hoesny, S.Kep.,M.Kep.
Itu disebabkan oleh faktor alam atau non-alam, maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis atau trauma yang membekas bagi masyarakat korban bencana khususnya pada anak-anak.
Untuk mengatasi rasa trauma pada korban bencana khususnya anak-anak maka perlu dilakukan suatu kegiatan pemulihan psikologis anak pasca bencana atau yang lebih dikenal dengan istilah “trauma healing”.
Kegiatan trauma healing ini dilakukan oleh Ns. Rezkiyah Hoesny, S.Kep.,M.Kep yang merupakan dosen STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo dengan melibatkan mahasiswa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat khususnya pada korban bencana banjir bandang Masamba pada tanggal 1 Agustus 2020.
Trauma healing sendiri merupakan suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mngatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu korban bencana alam tersebut.
Trauma healing diberikan pada masa tanggap darurat yaitu sebagai langkah pemenuhan keselamatan diri dari stres yang dialami akibat bencana yang menghampiri seseorang.
Ada beberapa teknik trauma healing yang digunakan untuk memulihkan rasa trauma pada korban bencana, salah satunya adalah terapi bermain pada anak.
Terapi bermain merupakan teknik yang digunakan untuk membantu anak-anak menjadi rileks dan nyaman serta merasa ceria sehingga akan mengalihkan perhatian atau pikiran anak tersebut dari kondisi bencana yang terjadi.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Terapi bermain yang diberikan yaitu berupa bernyanyi bersama, bermain balon, bermain kelereng, bermain ular tangga dan mewarnai. Permainan bernyanyi yaitu dengan menyanyikan lagu “apa kabar”.
Permainan ini dilakukan dengan cara berpasangan. Kemudian masing-masing pasangan akan bernyanyi disertai gerakan. Diakhir permainan pasangan ini akan berpisah dan cepat-cepatan mencari pasangan yang lain. Siapa yang tidak mendapatkan pasangan maka dia akan keluar dari permainan ini.
2. Kemudian dilanjutkan dengan bermain balon yaitu berupa anak-anak mendengarkan musik yang dinyanyikan bersama antara tim peneliti dan anak-anak, kemudian anak diberikan satu buah balon dan diberikan instruksi untuk memberikan balon tersebut ke teman di sebelahnya dan jika musik berhenti dan siapapun yang masih memegang balon tersebut maka dia keluar dari permainan.
3. Permainan berikutnya yaitu bermain kelereng. Cara permainan ini yaitu peserta menggigit sebuah sendok yang diatasnya telah diletakkan sebuah kelereng. Kemudian peserta berlari menuju garis finish yang telah ditentukan. Kelereng peserta yangterjatuh sebelum mencapai garis finish, maka peserta tersebut kalah.
4. Permainan lainnya yang diberikan yaitu ular tangga merupakan permainan jenis papan yang terbuat dari kertas yang terdapat beberapa hambatan. Dimainkan menggunakan dadu oleh beberapa orang.
5. Permainan terakhir yang diberikan yaitu terapi bermain dengan metode relaksasi yaitu dengan cara mewarnai sebuah sketsa gambar. Sketsa yang disukai dan diketahui oleh anak-anak seperti upin-ipin, hewan dan pemandangan.
Dengan mengikuti beberapa terapi bermain tersebut, diharapkan psikologis atau rasa trauma pada anak-anak korban bencana banjir bandang Masamba dapat pulih, sehingga mereka dapat merasa ceria kembali dan memiliki semangat yang tinggi untuk menyambut masa depan mereka yang lebih cerah sebagai generasi penerus bangsa.