Sering Menyela Saat Orang Lain Bicara? Ini 7 Alasan Psikologis yang Perlu Kamu Sadari

Lifestyle870 Dilihat

hashtagnews.id – Pernahkah Anda tanpa sadar memotong pembicaraan orang lain? Meski terkesan sepele, kebiasaan menyela ternyata menyimpan dampak besar bagi kualitas hubungan, baik dalam ranah sosial, profesional, hingga romantis.

Di balik perilaku ini, tersimpan sejumlah faktor psikologis yang patut diperhatikan.

Dikutip dari laporan DMNews pada Sabtu (12/4/2025), para ahli psikologi mengungkap tujuh alasan utama yang menjelaskan mengapa seseorang kerap kali menyela lawan bicaranya.

1. Dorongan untuk Diakui dan Didengar
Kebutuhan akan validasi menjadi pemicu utama. Mereka yang tumbuh di lingkungan yang tidak memberi ruang untuk bersuara cenderung mencari celah sekecil apa pun untuk menyampaikan pendapat.

2. Ketidaksabaran Kognitif
Otak manusia bekerja lebih cepat daripada kemampuan berbicara. Saat seseorang merasa sudah memahami arah pembicaraan, mereka terdorong untuk segera menimpali, bahkan sebelum lawan bicara selesai.

3. Lemahnya Kemampuan Mendengarkan Aktif
Mendengarkan aktif bukan hanya soal diam, tetapi soal hadir sepenuhnya dalam percakapan. Ketidakmampuan dalam hal ini sering kali membuat seseorang tanpa sadar menyela, karena belum terbiasa menahan respons.

Baca juga:  Inilah Kemegahan Iluminasi di Sendai Hikari Pageant

4. Kecemasan Sosial dan Takut Dilupakan
Orang dengan kecemasan sosial sering merasa harus berbicara cepat sebelum idenya hilang atau kesempatan terlewat. Ini merupakan bentuk ketakutan akan kehilangan kendali dalam interaksi sosial.

5. Pola Komunikasi yang Terbentuk Sejak Kecil
Lingkungan masa kecil sangat memengaruhi gaya komunikasi. Jika seseorang tumbuh di lingkungan yang kompetitif atau terburu-buru, menyela bisa menjadi kebiasaan yang terbentuk sejak dini.

6. Sikap Dominan dan Ego Tinggi
Kecenderungan merasa pendapatnya lebih penting bisa mendorong seseorang untuk memotong pembicaraan. Ini mencerminkan kebutuhan untuk mendominasi percakapan dan ketidakmampuan mengelola ego.

7. Kesulitan Mengelola Emosi
Ledakan emosi seperti antusiasme, marah, atau frustrasi sering kali menjadi pemicu utama seseorang menyela. Dalam psikologi, hal ini dikaitkan dengan lemahnya kemampuan regulasi emosi.

Baca juga:  Bagaimana Cara Menenentukan Biji Kopi Yang Berkualitas Baik?

 

Kebiasaan menyela bukan sekadar masalah etika komunikasi, melainkan cerminan dari kondisi psikologis yang lebih kompleks.

Para ahli menyarankan untuk mulai menyadari pola ini dan berlatih menjadi pendengar aktif.

Karena komunikasi yang baik bukan tentang siapa yang lebih dulu berbicara, tetapi siapa yang mampu mendengarkan dengan hati. (*/Wdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *