Target UPB IAIN Palopo Gelar Workshop Kurikulum Bahasa Daerah

Pendidikan125 Dilihat

Palopo – Ada beragam jenis budaya daerah, termasuk bahasa. Menjaga budaya daerah adalah satu bentuk dari implementasi cinta tanah air, hal ini dilakukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo melalui Unit Pengembangan Bahasa (UPB) melakukan workshop sebagai upaya melestarikan bahasa daerah.

Workshop kurikulum bahasa daerah yang digelar bertajuk “Utamakan Bahas Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Asing” digelar di Cafe The Twins Palopo, 4 hingga 5 Oktober 2022.

Narasumber utama dalam workshop ini, Prof. Dr. Endang Nurhayati, M.Hum. yang membahas tentang rancangan kurikulum di sekolah hingga di perguruan tinggi dan narasumber kedua, Dr. Suaedi, M.Si. Peserta yang mengikuti sebanyak 25 orang terdiri dari perwakilan ATI Dewantara, UNCP, Dinas Pendidikan, Perwakilan Guru SD hingga SMA dan alumni IAIN Palopo.

Baca juga:  Kolaborasi, Peringatan Milad HMPS PAI IAIN Palopo ke-13 Tahun Akan Libatkan Alumni

Rektor IAIN Palopo, Prof Dr Abdul Pirol, saat membuka acara menyampaikan bahwa workshop ini adalah rangkaian dari beberapa kegiatan sebelumnya yang dilakukan oleh UPB IAIN Palopo. Rektor menekankan target workshop ini adalah upaya pelestarian budaya juga berarti bentuk upaya menjaga dan melindungi dari kepunahan atau kerusakan warisan budaya.

“Pelestarian budaya dilakukan agar nilai-nilai budaya luhur tetap lestari, meskipun tergerus oleh waktu. Budaya daerah ini menunjukan bagaimana gambaran keadaan dan sifat di setiap daerah. Oleh karena itu, menjaga kelestarian budaya daerah adalah mutlak,” ucap Rektor.

Untuk itu, itu kata Rektor, workshop ini adalah upaya IAIN Palopo untuk menelusuri budaya lokal baik dari sejarah maupun aspek-aspek lainnya kemudian akan dibentuk kurikulum sebagai upaya menjaga kelestariannya.

Baca juga:  Rapat Evaluasi, Rektor Nilai Pelaksanaan PBAK 2023 Terkoordinir Baik

Senada dikatakan Kepala UPB IAIN Palopo, Prof Dr Sahraini, MHum, peserta yang mengikuti workshop ini sebagai perpanjangan tangan ke depan dalam melestarikan bahasa dan persiapan kurikulum.

Minimnya pengetahuan dan penggunaan bahasa daerah oleh masyarakat lokal bisa menjadi penyebab punahnya bahasa daerah sebagai salah satu budaya luhur Indonesia. Terlebih bahasa daerah kini mulai asing digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu peserta workshop, Hijeriah, SPd, dari SMPN 1 Palopo, sangat antusias mengikuti kegiatan, menurutnya kegiatan ini sangat baik karena dapat mengangkat Luwu secara kedaerahan untuk dikenal secara nasional dan internasional. (Jn/Mi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *