Asal Usul Gaya Rambut Unik Setengah Botak dan Kepang pada Pria China

Finance233 Dilihat

hashtagnews.id – Dalam dunia budaya populer, terutama dalam film, banyak pria China masa lalu dikenal dengan gaya rambut yang unik: setengah botak licin dan setengahnya lagi dikepang panjang.

Jika dilihat dari sudut pandang saat ini, model rambut tersebut mungkin akan dianggap lucu karena sangat berbeda dengan tren rambut masa kini.

Namun, apa yang mendasari munculnya gaya rambut ini?

Dalam sejarah, gaya rambut ini dikenal dengan nama Bianzin atau Toucang, yang dimulai pada tahun 1644 di masa Dinasti Qing.

Pada masa itu, setelah terjadi pemberontakan oleh suku Manchu, penguasa Dinasti Qing mengeluarkan kebijakan besar untuk reformasi kekaisaran, termasuk mengharuskan para pria untuk memotong rambut dengan gaya yang seragam.

Baca juga:  Intip Cara Hasilkan Uang di Internet Tanpa Modal

Menurut Britannica, model rambut yang diwajibkan adalah setengah botak licin, sementara setengahnya lagi dikepang panjang. Para pria suku Han, yang sangat menghargai rambut sebagai simbol kehormatan dan tanda bakti kepada orang tua, merasa sangat enggan untuk mengikuti peraturan tersebut.

Mereka menganggap rambut panjang adalah bagian dari identitas mereka, dan memotongnya dianggap sebagai penghinaan.

Meskipun penolakan dari suku Han cukup besar, kekaisaran tetap menguatkan aturan ini dengan dua pilihan: mencukur rambut atau menghadapi hukuman berat, termasuk hukuman mati.

Akibatnya, banyak pria yang akhirnya memilih untuk mencukur rambut mereka setengah botak dan dikepang, meskipun banyak yang merasa malu.

Gerakan perlawanan terhadap kebijakan ini muncul, dengan banyak pria menentang aturan tersebut dan memilih melawan kekaisaran dengan cara kekerasan.

Baca juga:  Harga Telur Ayam dan Beberapa Komoditas Lainnya Alami Kenaikan

Namun, kekaisaran akhirnya tetap berhasil menegakkan peraturan ini, dan sekitar sepuluh tahun kemudian, gaya rambut seragam ini diterima secara luas oleh pria di seluruh China.

Kebijakan ini bertahan selama berabad-abad dan baru berakhir pada tahun 1911 setelah terjadinya reformasi besar di China.

Akibat kebijakan yang berlangsung begitu lama, gaya rambut ini bahkan dapat ditemukan di beberapa tempat di dunia, termasuk di Batavia (sekarang Jakarta) pada abad ke-17, di mana banyak warga Tionghoa mengikuti tradisi rambut ini sebagai pengaruh dari kebijakan yang berlaku di China. (Wdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *