Moderasi Beragama Jadi Topik Utama di Acara Seminar Nasional HMPS PAI IAIN Palopo

Pendidikan333 Dilihat

Palopo – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) IAIN Palopo, menggelar kegiatan Seminar Nasional, di Auditorium Phinisi IAIN Palopo pada Senin (19/6) Pukul 08.00 Wita, hingga pukul 12.00 Wita.

Tema yang diangakata pada kegiatan tersebut yakni “Peluang dan Tantangan Moderasi Beragama Dalam Dunia Pendidikan dan Budaya Lokal”.

Tampak Kegiatan tersebut ramai dihadiri ratusan mahasiswa, juga dihadiri Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Palopo Drs. HM. Jufri, MA, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo Asnita Darwis, S.STP dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Dr. Muhaemin, MA.

Kepala Kementrian Agama Kota Palopo HM Jufri dalam pemaparan materinya mengaku bahwa kegiatan penguatan moderasi beragama telah berjalan 80% dengan salah satu wujud kegiatan tersebut ialah diadakannya kampung Moderasi Beragama.

“Kementrian Agama Kota Palopo harus menjadi agen toleransi beragama yang mana saat ini 80 persen kegiatan telah tercapai dan salah satu wujud nyata melalui launching kampung moderasi beragama,” ucapnya.

Baca juga:  Pendaftaran Dibuka, Ada Dua Prodi Baru S2 di IAIN Palopo

Lebih lanjut ia mengungkapkan akan berupaya menjadikan kota yang dijuluki sebagai kota Idaman tersebut menjadi Kota Moderasi beragama.

“Tidak hanya kampung saja, semoga kedepan kita wujudkan kota palopo juga sebagai kota moderasi beragama,” ungkapnya.

Ia juga mengemukakan beberapa poin indikator yang harus dimiliki dalam mewujudkan moderasi beragama kepada seluruh peserta Seminar Nasional HMPS PAI.

“Dan indikator moderasi beragama dalam hal ini ada beberapa seperti harus memiliki wawasan kebangsaan, memiliki jiwa patriotisme dan menumbuh kembangkan sikap toleransi,” tandasnya.

Sementara itu Plt. Kadis Pendidikan Kota Palopo, Asnita Darwis, mengatakan bahwa kehadiran kurikulum merdeka sanga membantu dalam penanaman karakter nilai moderasi beragama.

“Kehadiran Kurikulum merdeka saat ini tentunya sangat mewarnai dan membantu dalam penanaman karakter nilai-nilai moderasi beragama,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini telah menerapkan pembelajaran dengan pola Inklusif yang mana dalam proses pembelajaran tersebut menyetarakan peserta didik biasa dan mereka yang berkebutuhan khusus.

Baca juga:  Rektor Serahkan Serdos dan SK, Pesankan Dosen Ikhlas Melayani

Sehingga dalam proses tersebut keduanya memiliki kesempatan mewujudkan nilai-nilai serta menjadi agen perubahan dalam penerapan moderasi beragama

“Selanjutnya pembelajaran Inklusif yang menyetarakan peserta didik biasa atau reguler dengan yang berkebutuhan khusus. Memiliki kesempatan menjadi agen perubahan dalam moderasi beragama,” ungkapnya.

Ia juga mengaku dalam menerapkan hal demikian tentunya memiliki tantangan tersendiri khususnya dalam penguatan budaya lokal. Hal ini lalu kemudian telah diupayakan oleh pemerintah Kota Palopo dengan membuat rancangan peraturan daerah untuk hal tersebut.

“Kemudian tantangan moderasi beragama dilakukan dengan penguatan budaya lokal, salah satunya adalah dengan rancangan peraturan daerah dan semoga cepat terwujut mohon didoakan,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Wakil Rektor III IAIN Palopo Dr. Muhaemin memaparkan bahwa penerapan moderasi beragama merupakan cara seorang muslim dalam berIslam dan berpikir.

“Moderasi beragama adalah cara kita untuk ber Islam dan cara kita berpikir,” ujarnya.

Baca juga:  Gandeng Polres dan Kemenag, PMII Palopo Gelar Seminar Moderasi Beragama

Disamping itu masih banyak masyarakat yang juga dianggap gagal paham dalam memahami konsep tersebut. Muahemin pun menjelaskan bahwa konsep Moderasi Beragama merupakan prinsip dari ajaran Islam itu sendiri.

“Dan dewasa ini masih banyak yang salah paham tentang moderasi beragama. Moderasi beragama itu adalah prinsip ajaran Islam itu sendiri,” paparnya.

Muhaemin juga membeberkan peluang dalam penerapan konsep beragama yang dimana salah satunya adalah membangun hubungan kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Palopo) dan Tokoh Agama.

“Peluang dari moderasi agama adalah membangun hubungan kerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh agama serta menjadi kewajiban bagi kita sendiri kaum akademisi untuk terjun langsung sebagai agen perubahan khususnya dalam mewujudkan islam secara Kaffah,” tandasnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Prodi PAI, Dekaf FTIK, Presiden Dema IAIN Palopo, Alumni Pendidikan Agama Islam serta pengurus kelembagaan Mahasiswa IAIN Palopo.

(*/WD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *