Dokter Tertua di Dunia yang Masih Aktif di Usia 102 Tahun

Lifestyle576 Dilihat

hashtsgnews.id – Di usia ketika kebanyakan orang duduk santai menikmati masa pensiun, Dr. Howard Tucker justru terus melangkah, berbagi ilmu, dan menjadi inspirasi global.

Pria asal Cleveland, Ohio, AS ini bukan sekadar pensiunan dokter, ia adalah ikon ketekunan yang tercatat dalam Guinness World Records sebagai dokter saraf tertua di dunia yang masih aktif praktik, tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-99.

Kini berusia 102 tahun, Dr. Tucker memang telah menggantungkan jas putihnya, namun semangatnya untuk bergerak dan mengabdi tak kunjung padam.

Ia masih mengajar para calon dokter di Case Western Reserve University dan menjalani profesi sebagai konsultan hukum medis, sebuah bidang yang ia geluti sejak meraih gelar sarjana hukum di usia 67 tahun.

“Pensiun, menurut saya, adalah musuh umur panjang,” ujarnya dalam wawancara dengan program TODAY, sebagaimana dikutip dari *New York Post. “Anda harus memiliki sesuatu yang membuat Anda bangun pagi dengan semangat dan tahu apa yang akan dilakukan.”

Baca juga:  Waspadai Gejala Tersembunyi Gagal Jantung

Pernyataan itu bukan sekadar retorika. Tucker aktif merawat pasien hingga usia 100 tahun, dan baru berhenti setelah rumah sakit tempatnya bekerja tutup pada tahun 2022.

“Kalau rumah sakit itu tidak tutup, saya masih akan praktik,” candanya, sambil tertawa.

Bahkan kini, ia masih mencoba mencari pekerjaan meski, katanya, tak mudah mendapatkannya di usia lebih dari satu abad.

Tak hanya di ruang kelas dan ruang sidang, sosok Dr. Tucker juga mencuri perhatian di dunia digital. Ia menjadi viral lewat dokumenter What’s Next di TikTok, yang diproduksi oleh cucunya.

Dalam video-videonya, ia berbagi wawasan, semangat, dan filosofi hidup yang sederhana namun menggugah: tetap aktif, tetap belajar, tetap bermanfaat.

Keyakinannya bahwa otak butuh rangsangan setiap hari pun didukung ilmu pengetahuan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa memiliki tujuan hidup, terus belajar, dan menjalani aktivitas yang menstimulasi otak dapat mempertahankan ketajaman kognitif hingga usia lanjut. Dan Tucker adalah contoh hidup dari temuan tersebut.

Baca juga:  Rekomendasi Wisata Alam Jepang Terbaik Yang Wajib Dikunjungi

Rata-rata harapan hidup di Amerika Serikat pada 2022 adalah 77,5 tahun. Namun, Tucker telah melampaui angka itu lebih dari dua dekade.

Meski ayah dan ibunya masing-masing hidup hingga usia 84 dan 96 tahun, ia menegaskan bahwa genetika hanyalah permulaan.

“Keturunan memang memberikan awal yang baik, tetapi harus didukung dengan pola makan yang seimbang, konsumsi alkohol yang moderat, dan kebahagiaan,” tulisnya dalam pengajuan untuk Guinness World Records.

Komitmennya terhadap gaya hidup sehat terlihat jelas. Tucker berhenti bermain ski hanya setelah cedera leher di usia akhir 80-an. Kini, ia rutin menggunakan snowshoe dan berjalan di atas treadmill sejauh tiga mil setiap hari. Bahkan menurutnya, berjalan kaki 15 menit sehari saja bisa menurunkan risiko kematian dini hingga 25 persen.

Dalam hal pola makan, ia memilih menu yang sederhana dan bergizi. Sarapannya terdiri dari buah musiman, sereal, teh, dan susu rendah lemak.

Baca juga:  Vietnam Melaju Kencang, Tinggalkan Indonesia dalam Balapan Pariwisata Asia Tenggara

Ia jarang makan siang demi menjaga fokus, dan menyantap makan malam bergizi seperti ikan dan sayuran, dengan sesekali tambahan daging.

Hidup sehat tak berarti tanpa kenikmatan sesekali, ia masih menikmati es krim atau martini. Namun, satu hal yang tak pernah disentuhnya seumur hidup adalah rokok.

Menjelang ulang tahunnya yang ke-103, Dr. Howard Tucker tetap tenang dan bersyukur. Ketika ditanya soal kematian, jawabannya justru terdengar jenaka dan bijak. “Saya tidak pernah memikirkan kematian,” ucapnya. “Hidup itu penyakit fatal. Jadi selama masih hidup, ya jalani saja.”

Lebih dari sekadar catatan panjang umur, kehidupan Dr. Tucker adalah seruan lembut bagi siapa pun yang merasa usia adalah batas. Lewat jejaknya, ia menunjukkan bahwa semangat untuk belajar, berbagi, dan hidup bermakna tak pernah mengenal kata pensiun. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *