Sungguh sebuah kesempatan yang sangat langka bisa bertemu langsung dengan sosok yang sangat menginspirasi ini disebuah mall besar di kota Surabaya. Ya, satu lagi pemuda Sumatera Utara yang membuat bangga daerahnya, Sensus Doloksaribu. Dia adalah seorang pengusaha muda yang berhasil meraih penghargaan SMESCO Inspiring Entrepreneur Business Award dari Menteri Koperasi dan UKM, Puspayoga.
Berwibawa, rendah hati dan cerdas, karisma itulah yang pertama muncul saat bertemu langsung dengannya. Pembicaraan mengalir begitu nyaman. Serasa bertemu dengan seorang karib lama. Pemuda yang berpenampilan sederhana ini sangat menyenangkan. Akrab disapa Dodik, ternyata beliau lahir di Lumban Holbung – Nagatimbul, sebuah desa kecil di Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. Beliau adalah salah satu dari 20 pengusaha tanah air yang mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM.
“Kementerian Koperasi dan UKM perlu setiap tahun mengapresiasi pengusaha yang menginspirasi. Ini juga langkah mensosialisasikan produk UKM dan menularkan inspirasi positif,” kata Puspayoga dalam kesempatan lain saat memberikan penghargaan kepada 20 Pengusaha di Smesco, Jakarta.
Penghargaan tersebut ia peroleh berkat kerja keras dan ketekunan dalam menciptakan sebuah produk lokal senapan angin yang berkualitas dan banyak digemari khususnya bagi orang yang hobi berburu.
Setelah mendirikan bendera Indosniper, produsen besar senapan yang didirikannya pada 2011 tersebut berkembang sangat pesat. Hal ini terlihat dari permintaan pasar yang trendnya meningkat setiap tahun. Tidak hanya di dalam negeri, produksinya bahkan sudah menembus mancanegara. Namun karena sulitnya dalam mengurus perizinan, produksinya kini hanya untuk dipasarkan dalam negeri saja. Hampir semua pemburu di Indonesia tahu tentang produk ini. Bahkan beberapa komunitas penembak dari Malaysia sampai berkunjung ke Surabaya karena penasaran dengan Senapan Goppul – Night Furry.
Senapan Goppul – Night Furry kini sudah banyak digunakan para pemburu di daerah-daerah terutama di Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Sumatera karena jenis buruan di sana juga rata-rata berukuran besar. Senapan umum yang biasa pastinya tidak mampu.
Sedangkan untuk yang di perkotaan biasanya hanya dipakai di event-event menembak nasional oleh anggota Perbakin. Memang hampir semua pemburu termasuk atlit penembak mengakui, Goppul – Night Furry memiliki kelebihan dibanding produk impor dalam hal akurasi, tenaga, keawetan dan keindahan.
“Meski produk lokal namun dijamin tidak kalah dengan barang impor. Semua detailnya sudah saya hitung dengan teliti.” ujar suami dari Winda yang berprofesi sebagai dokter yang juga seorang sarjana muda dari Teknologi Mekanik Industri PTKI Medan.
Sementara itu, Direktur Utama Layanan Pemasaran Koperasi KUKM Ahmad Zabadi menuturkan, langkah ini merupakan hal yang positif dalam mendorong UKM-UKM lebih maju dan berdaya saing global.
Tokoh inspiratif ini bisa menjadi teladan yang baik. “Sudah saatnya kita harus bangga memakai produk UKM dalam negeri,” tegasnya.
Selain itu, menurut Dodik, konsumen produksi Indosniper sebanyak 60% merupakan anggota Perbakin dan aparat keamanan.
“Sisanya adalah para pemburu yang membutuhkan senapan tembak jarak jauh untuk menghalau hama di kebun. Umumnya, konsumen datang ke pabrik untuk memesan dan sekaligus mencoba akurasi dan tenaganya.” jelas pemuda kelahiran Mei 1981 itu. Dan saat melihat video – video uji akurasi, memang hasilnya bukan isapan jempol semata.
Kedepan, Dodik berharap di tengah serbuan senapan angin impor produksinya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. (*dirman)
Komentar