IKB-KJP Berkolaborasi Dalam Mencegah dan Menanggulangi Masalah Stunting Melalui Kegiatan Pemberdayaan Masayarakat

Komunitas, Sosial104 Dilihat

Hashtagnews.id– Stunting adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan kompleks yang terjadi ketika anak-anak mengalami pertumbuhan fisik yang terhambat atau tertunda, biasanya pada masa awal kehidupan mereka.

Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang cukup, terutama gizi yang baik, selama periode kritis pertumbuhan dan perkembangan anak, yang umumnya terjadi dalam 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari saat pembuahan hingga usia dua tahun. Stunting memiliki dampak serius pada kesehatan, perkembangan, dan masa depan anak-anak, serta dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu negara.

Untuk mencegah dan menanggulangi masalah stunting tersebut maka Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada berkolaborasi dengan beberapa pihak diantaranya dengan STIKes Bhakti Pertiwi Luwu Raya, pemerintah kelurahan Boting dan Bidan Puskesmas Wara Kota untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting melalui kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dengan melakukan pemberian edukasi kesehatan tentang stunting dan pemberian makanan tambahan berbahan dasar daun kelor berbasis kearifan local.

Baca juga:  Pelantikan Pengurus IDCA Sulsel, Siap Sukseskan Fornas Palembang

Ketua pelaksana kegiatan, Ns. Sugiyanto, S.H., S.Kep., M.Kep. yang merupakan dosen Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada (KJP) menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program Pemberdayaan Masyarakat Pemula oleh Kemendikbudristek tahun 2023.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah memberdayakan masyarakat dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang stunting, sehingga ketika masyarakat sudah paham apa itu stunting maka dengan sendirinya mereka akan dapat melakukan pencegaha,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa selain pemberian informasi tentang stunting, dalam kegiatan ini juga dilakukan pembagian makanan tambahan berbahan dasar daun kelor kepada balita, “Tadi selain kita berikan penyuluhan, kita juga bekerjasama dengan kader posyandu memberikan makanan tambahan dari bahan daun kelor bagi balita yang datang keposyandu,” tambah Sumarlan, SKM., M.Kes, selaku anggota tim dan merupakan dosen STIKes Bhakti Pertiwi Luwu Raya menambahkan “Saya kira daun kelor ini memiliki nilai gizi yang cukup tinggi bagi anak balita, sehingga diharapkan dengan pemberian secara kontinyu dapat meningkatkan proses tumbuh kembangnya balita secara baik, selain itu daun kelor inikan banyak kita jumpai di sekitar kita, dihalaman rumah atau dikebun, jadi tidak susah untuk mendapatkannya” tambahnya.

Baca juga:  Mahasiswa IKB KJP Palopo Angkatan 2019 Gelar Diseminasi Hasil Praktek Klinik Keperawatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 September 2023 bertepatan dengan posyandu balita diposyandu Bogenfil Kelurahan Boting sehingga dihadiri oleh puluhuhan ibu-ibu berseta balitanya. Dalam kegiatan ini ibu-ibu sangat antusias mengikuti penyuluhan kesehatan, mereka ingin mengetahui lebih dalam tentang stunting dan bagaimana pencegahannya.

Adapun pencegahan stunting yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan memberikan bayi ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, memberi olahan protein hewani dan nabati pada MPASI, imunisasi secara rutin, memantau tumbuh kembang anak balita, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, memakai jamban sehat, mengatasi masalah kesehatan anak sedini mungkin, dan selalu berupaya menambah ilmu kesehatan.

Menurut Eka Fadillah Bagenda, S.ST., M.Keb.selaku anggota tim sekaligus sebgai Dosen Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada dan juga sebagai Bidan di wilayah kerja Puskesmas Wara Kota menuturkan penangulangan stunting harus melibatkan semua pihak, baik dari akademisi, praktisi maupun dari pemerintahan.

Baca juga:  Bahaya! Penyakit Menular mengintai Anak-anak Korban Bencana Banjir Masamba

“Penanggulangan stunting itu harus berkolaborasi dengan berbagai lintas sektoral, mulai dari akademisi, praktisi maupun pihak pemerintah. Karena stunting bukan hanya masalah gizi semata, tetapi juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang bersifat multidimensional, kerjasama lintas sektoral menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini secara efektif” tambahnya.

Secara keseluruhan, kolaborasi lintas sektoral adalah kunci untuk menciptakan pendekatan yang komprehensif dalam penanggulangan stunting. Ini memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai pihak yang terlibat untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.

Penulis:

1. Ns. Sugiyanto, SH., S.Kep., M.Kep.

2. Eka Fadillah Bagenda, S.ST., M.Keb.

3. Sumarlan, SKM., M.Kes.

Komentar