hashtagnews.id – Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, namun di balik fakta medis yang telah terbukti, beredar pula sejumlah mitos yang kerap menyesatkan masyarakat.
Dari anggapan olahraga malam membahayakan jantung hingga persepsi bahwa hanya pria yang rentan terkena serangan jantung, para dokter spesialis pun angkat bicara.
Dalam kanal resmi YouTube RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dua dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Nanda Iryuza, Sp.JP(K) dan dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K), membongkar sejumlah mitos yang keliru namun telanjur dipercaya.
Salah satunya adalah anggapan bahwa olahraga di malam hari dapat memicu serangan jantung.
“Sebenarnya tergantung kebiasaan. Mau olahraga pagi atau malam tidak masalah, yang penting tahu batas dan tidak berlebihan,” jelas dr. Nanda.
Senada dengan itu, dr. Siska menegaskan bahwa olahraga malam bukan penyebab langsung serangan jantung, namun mengingatkan kelompok usia di atas 40 tahun untuk menghindari olahraga kompetitif.
“Unsur ingin menang itu bisa menjadi pemicu keluhan bahkan serangan jantung,” ujarnya.
Mitos lain yang tak kalah populer adalah klaim bahwa pria lebih berisiko terkena serangan jantung dibanding wanita.
Menurut dr. Siska, risiko penyakit jantung sebenarnya sama besar antara pria dan wanita. Bedanya, pria cenderung mengalaminya di usia lebih muda, sementara wanita baru terkena di usia lanjut sehingga kerap menimbulkan komplikasi yang lebih berat.
Isu pemasangan ring jantung sebagai satu-satunya solusi penanganan serangan jantung pun turut diklarifikasi.
Dr. Siska menjelaskan bahwa ada dua pilihan utama dalam membuka sumbatan pembuluh darah. Diantaranya, pemasangan ring dan pemberian obat pengencer darah.
“Kalau nyeri dada hebat muncul seperti gejala serangan jantung, segera ke dokter. Kami akan menentukan apakah perlu dipasang ring atau cukup dengan terapi fibrinolitik dan pengobatan,” jelasnya.
Namun, dr. Nanda menambahkan bahwa pemasangan ring biasanya lebih diutamakan, asalkan fasilitas medis tersedia.
Bila tidak, pengobatan awal dengan obat pengencer darah akan dilakukan terlebih dahulu sambil menunggu tindakan lebih lanjut.
Terakhir, mengenai larangan menyetir setelah pasang ring jantung, dr. Siska menjelaskan bahwa hal tersebut bersifat sementara.
“Tergantung pada jalur pemasangan ring, apakah dari tangan atau paha. Namun secara umum, aktivitas berat seperti menyetir sebaiknya dihindari dulu dalam masa pemulihan,” kata dia.
Secara keseluruhan, pemulihan pasca-pemasangan ring jantung bukanlah proses panjang atau permanen, melainkan membutuhkan penyesuaian sementara agar tubuh bisa kembali pulih secara optimal.
Dengan pemahaman yang tepat terhadap mitos dan fakta ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam menjaga kesehatan jantung mereka. Jangan sampai kesalahan informasi menjadi penghalang untuk hidup sehat dan berkualitas.