Yuk, Intip 16 Teknik Komunikasi Terapeutik

Hashtagnews.id – Komunikasi menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena manuusia setiap saat selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.

Penulis: Hj. Nurhaenih (3 Februari 2018)

Komunikasi dapat berupa kata-kata yang diucapkan, tertawa, menangis atau bahkan diamnya seseorang itu tetap dianggap komunikasi. Adanya komunikasi menjadikan kehidupan lebih interaktif dan dinamis.

Dalam keperawatan, komunikasi menjadi hal yang paling mendasar dan menjadi senjata utama bagi perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan.

Hal ini dikarenakan perawat selalu bersama dan berinteraksi berkesinambungan mulai awal kontak sampai akhir selama 24 jam tanpa henti dengan pasien. Komunikasi menjadi jalan penghubung terlaksananya asuhan kepada pasien.

Selain itu, pengetahuan tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik sangat penting dalam hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya dalam rangka melaksanakan praktik keperawatan secara holistic dan berkualitas.

Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik akan mudah membangun hubungan saling percaya dan memberikan kepuasan pada pasien serta meningkatkan citra profesi keperawatan di mata profesi yang lain.

Komunikasi dalam praktik keperawatan dapat menjadi terapi bagi pasien. Terapi yang bermaksud dapat digunakan untuk menyembuhkan pasien. Kaitan antara komunikasi terapeutik (verbal ataupun nonverbal) dengan kesembuhan klien yaitu dengan tutur kata, senyum perawat, kesabaran, kelembutan, kata-kata yang tegas dan menyejukkan atau kata-kata yang disampaikan dengan jelas dapat mempengaruhi sikap dan perilaku klien dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya.

Agar komunikasi yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan, maka seorang perawat harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi terapeutik dan menggunakannya secara efektif pada saat berinteraksi dengan klien.

Menurut Stuart & Sundeen (1998) beserta ahli komunikasi lainnya, teknik-teknik komunikasi terapeutik yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:

Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)

Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan usaha untuk memahami seluruh pesan baik verbal maupun  nonverbal yang sedang diekspresikan oleh klien.

Keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian ditunjukkan dengan sikap:

  • Memandang klien ketika sedang berbicara.
  • Mempertahankan kontak mata yang menunjukkan keinginan untuk mendengarkan.
  • Menghindari gerakan yang tidak perlu seperti menopang dagu, menyilangkan kaki, dll.
  • Menganggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik.
  • Menyondongkan badan ke arah lawan bicara.

Menunjukkan penerimaan (accepting)

Menerima bukan berarti menyetujui. Menerima dalam arti bersedia mendengarkan orang lain, tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Perilaku seperti ekspresi wajah mengerutkan kening dan gerakan tubuh menggelengkan kepala yang menunjukkan ketidaksetujuan harus dihindari.

Bentuk penerimaan dapat ditunjukkan melalui sikap dan perilaku berikut:

  • Mendengarkan tanpa memotong pembicaraan.
  • Memberikan umpan balik yang menampakkan pengertian melalui ungkapan verbal.
  • Menyesuaikan antara isyarat nonverbal dengan komunikasi verbal yang diutarakan seperti menganggukan kepala dan berkata “ya” atau “saya mengerti apa yang bapak-ibu inginkan”.
  • Menghindari perdebatan, ekspresi keraguan, atau mengubah pikiran klien.

Mengajukan pertanyaan (asking)

Pertanyaan yang diajukan adalah yang relevan dengan kondisi pasien dan akan sangat baik jika menggunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.

Mengulang (restating/repeating)

Mengulang adalah mengungkapkan kembali kalimat klien dengan bahasa perawat. Teknik ini bermakna perawat memberikan respon yang sesuai sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.

Klarifikasi (clarification)

Klarifikasi dilakukan oleh perawat untuk memperjelas makna dari komunikasi klien sehingga terjadi penyamaan persepsi. Teknik ini dilakukan jika perawat tidak mengerti atau tidak mendengarkan dengan jelas apa yang dibicarakan klien. Contoh, “Coba jelaskan kembali apa yang ibu maksud dengan mencintai diri sendiri? ”

Memfokuskan (focusing)

Focusing dilakukan untuk menspesifikkan topik pembicaraan sehingga mudah dimengerti dan difahami. Pada saat klien membicarakan satu hal yang terus berulang tanpa adanya informasi yang baru, maka perawat dapat memotong pembicaraan tersebut dan mulai untuk memfokuskan pada apa yang seharusnya lebih diperjelas oleh klien.

Perawat membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih dan penting.

Merefleksikan (reflecting/feedback)

Perawat merespon klien berdasarkan hasil pengamatannya atau berdasarkan kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Hal ini dapat membuat klien merasa pesan yang disampaikannya didengarkan dengan baik oleh perawat.

Memberikan informasi (informing)

Pemberian informasi menggunakan teknik dan metode yang sesuai dengan kondisi klien. Informasi disampaikan dengan Teknik yang baik dan jelas sehingga klie dapat memahami.

Diam (silence)

Diam bukan berarti tidak memberikan umpan balik atas pernyataan klien atau klien tidak mengungkapkan apaun tetapi diam dalam arti memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikirannya.

Diam memungkinkan klien untuk berbicara pada dirinya sendiri, menyusun pola pikirannya, dan menganalisa informasi. Sedangkan diam bagi perawat berarti memberikan kesempatan kepada klien untuk berpikir dan berbicara.

Mengidentifikasi tema (theme identification)

Identifikasi tema adalah merangkumkan ide pokok/utama yang telah dikomunikasikan bersama. Metode ini bermanfaat untuk menentukan kesimpulan isi dari pembicaraan sebelum melanjutkan pada perbincangan selanjutnya baik dengan topik yang sama atau yang berbeda.

Memberikan penghargaan (reward)

Penghargaan dapat berupa pujian atas pencapaian yang telah didapatkan oleh klien, seperti kondisi kesehatannya semakin membaik, klien telah mampu beraktifitas setelah sebelumnya hanya berbaring saja di tempat tidur.

Menawarkan diri

Ada saat dimana klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Tugas perawat hanya menawarkan kehadirannya, menunjukkan ketertarikan untuk berkomunikasi, dan teknik komunikasi dilakukan tanpa pamrih. Jika klien tidak berespon maka perawat tidak boleh memaksakan diri.

Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Pemilihan topik pembicaraan dilakukan oleh klien, perawat hanya menstimulasi dengan mengambil inisiatif dalam membuka pembicaraan. Contoh: “Apakah ada sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?”

Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Cara ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif. Perawat memotivasi klien untuk terus bercerita. Hal ini mengindikasikan bahwa perawat mendengarkan dengan seksama, mengikuti alur pembicaraan klien dan tertarik untuk mendengarkan pembicaraan selanjutnya. Contoh: “Ceritakan kepada saya tentang itu ….”

Refleksi

Refleksi bermaksud menganjurkan klien untuk dapat mengekspresikan, menerima dan memandang ide serta perasaannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dirinya sendiri.

Melalui Teknik ini, perawat menunjukkan pendapat klien berharga, contoh: “Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”

Humor

Humor menjadi bagian dari Teknik komunikasi karena humor bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang berakibat pada ketidakpercayaan klien kepada perawat.

Komentar