Haghstagnews.id– Stunting masi menjadi topik utama dalam dunia kesehatan , menurut data yang dilansir WHO, 178 juta anak di bawah lima tahun mengalami stunted. Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009).
Klasifikasi StuntingMenurut Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Penilaian status gizi balita yang paling sering dilakukan adalah dengan cara penilaian antropometri. Secara umum antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang dinyatakan dengan standar deviasi unit z (Z- score).
Stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya.Berikut klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator tinggi badan per umur (TB/U).
1. Sangat pendek : Zscore < -3,0
2. Pendek : Zscore < -2,0 s.d. Zscore ≥ -3,0
3. Normal : Zscore ≥ -2,0 13
Penyebab Stunting
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan stunting pada anak. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri anak itu sendiri maupun dari luar diri anak tersebut.
Faktor penyebab stunting adalah asupan gizi dan adanya penyakit infeksi sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah pola asuh, pelayanan kesehatan, ketersedian pangan, faktor budaya, ekonomi dan masih banyak lagi faktor lainnya (Bappenas R.I, 2013).
Olehnya itu, Pencegahan stunting pada usia dini merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Beberapa langkah penting dalam pencegahan stunting pada usia dini meliputi
Pertama, memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi merupakan langkah kunci dalam pencegahan stunting. ASI mengandung nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan optimal.
Kedua, Pastikan anak menerima makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk protein, zat besi, kalsium, dan vitamin. Pemberian makanan bergizi seimbang sejak dini sangat penting.
Ketiga, Kesehatan ibu hamil memainkan peran besar dalam perkembangan janin. Pastikan ibu hamil mendapatkan perawatan prenatal yang baik dan asupan nutrisi yang memadai.
Keempat, Praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan sebelum makan dan memasak makanan dengan benar, dapat mencegah penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak.
Kelima, Pastikan akses yang mudah ke perawatan kesehatan berkualitas, termasuk pemeriksaan rutin dan vaksinasi, yang dapat membantu mencegah penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan.
Keenam, memberikan pendidikan kepada orang tua tentang pentingnya gizi, kebersihan, dan perawatan anak dapat membantu mereka mengambil langkah-langkah pencegahan yang benar.
Ketujuh, rutin memantau pertumbuhan anak dengan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala, serta berkonsultasi dengan petugas kesehatan jika ada masalah pertumbuhan.
Kedelapan, dalam beberapa kasus, anak-anak yang berisiko stunting mungkin memerlukan suplemen nutrisi tambahan di bawah pengawasan petugas kesehatan.
Maka dari itu, pencegahan stunting pada usia dini memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan keluarga, komunitas, dan sistem kesehatan. Upaya pencegahan ini penting untuk memastikan anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat dan kuat.
Penulis : Nurhasanah, S.ST., M. Keb
“Edukasi Pencegahan stunting Pada Anak Usia Dinidi wilayah kelurahan lemoe kecematan Bacukiki Kota Pare Pare pada 21 Agustus 2023”
Komentar