Luwu Timur – Pemerintah Kabupaten Luwu Timur secara resmi menggelar peluncuran Kick Off Program Pandu Juara (Pembangunan Desa Unggul, Maju, dan Sejahtera) yang dipusatkan di Desa Balai Kembang, Kecamatan Mangkutana, Jumat (26/12/2025).
Peluncuran program ini dilakukan langsung Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, sebagai penanda dimulainya arah baru pembangunan ekonomi desa yang bertumpu pada penguatan ekosistem kolaboratif melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan BUMDes Bersama (BUMDesma).
Tenaga Ahli Program Pandu Juara, Apri, menjelaskan bahwa Pandu Juara dirancang bukan sekadar sebagai program penggerak ekonomi desa, melainkan sebagai model pembangunan terintegrasi yang berjalan dalam satu sistem utuh.
“Pandu Juara merupakan upaya penguatan ekonomi desa berbasis ekosistem bisnis kolaboratif melalui BUMDes dan BUMDesma untuk mendorong terwujudnya desa yang unggul, maju, dan sejahtera,” ujar Apri.
Ia menilai, BUMDesma memiliki posisi strategis sebagai simpul utama ekosistem bisnis desa yang mampu mengonsolidasikan seluruh rantai nilai, mulai dari proses produksi, pengolahan, hingga pemasaran komoditas unggulan lintas desa.
“BUMDesma tidak dirancang sebagai usaha konvensional semata. Konsepnya adalah ekosistem kolaboratif yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, dengan orientasi membangun ekonomi desa yang berkelanjutan, bukan hanya mengejar keuntungan jangka pendek,” jelasnya.
Apri menambahkan, pemerintah desa berperan sebagai perancang awal pembentukan BUMDesma, mulai dari penyiapan regulasi, penyertaan modal, hingga pengintegrasian program ke dalam RPJMDes dan RKPDes. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bertindak sebagai penguat kebijakan dan fasilitator.
“Pemerintah kabupaten menyiapkan regulasi, dukungan pendanaan hingga Rp2 miliar per desa, pelatihan teknis, serta fasilitasi sertifikasi produk agar BUMDesma mampu bersaing dan menembus pasar yang lebih luas,” ungkapnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya keterlibatan lembaga pendamping untuk memastikan tata kelola dan kapasitas sumber daya manusia BUMDesma berjalan profesional dan akuntabel, sehingga mampu menghindari persoalan struktural di kemudian hari.
Dalam skema Pandu Juara, petani dan pelaku UMKM desa ditempatkan sebagai aktor utama produksi. Mereka tidak lagi bergerak sendiri, melainkan terhubung dalam rantai nilai dari hulu hingga hilir.
“Integrasi hulu–hilir akan mendorong peningkatan nilai tambah, memperbesar margin usaha, meningkatkan daya tawar petani, sekaligus membuka lapangan kerja di tingkat lokal,” paparnya.
Lebih lanjut, Apri menjelaskan bahwa kekuatan Pandu Juara terletak pada integrasi vertikal dan horizontal antardesa, di mana desa-desa dapat berkolaborasi dalam klaster komoditas untuk menciptakan skala ekonomi dan daya saing yang lebih kuat.
“BUMDesma harus responsif terhadap dinamika pasar. Evaluasi berkala, riset pasar, serta inovasi produk menjadi kunci agar tetap relevan dan berkelanjutan,” tambahnya.
Melalui Program Pandu Juara, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menargetkan peningkatan pendapatan desa, penguatan ekonomi lokal, penciptaan lapangan kerja, hingga terwujudnya kedaulatan pangan.
“Dalam jangka panjang, BUMDesma diharapkan menjadi fondasi ekonomi desa masa depan yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” pungkas Apri. (*)











