Opini: Karakter Pemilih!

Kolom77 Dilihat

Oleh: Rais, S. Kom

Dalam memahami perilaku pemilih, setidaknya ada beberapa macam tipologi atau karakter yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi calon pemilih.

Kategori pertama adalah pemilih rasional. Pemilih di kategori ini tidak akan terpengaruh dengan isu-isu dan sentimen agama ataupun etnis. Mereka menentukan pilihannya karena mengutamakan rekam jejak dan program yang dijanjikan, sekaligus menganalisis kemungkinan program-program tersebut relevan untuk dikerjakan atau tidak. Pemilih rasional tidak begitu peduli faktor ideologi suatu partai dari kandidat tertentu.

Kedua, Kategori pemilih psikologis. Pemilih di kategori ini biasanya berangkat dari sisi ketampanan, umur yang masih muda, sisi ketegasan, santun, dan ramah dari pribadi sang calon. Karakter pemilih ini biasanya lebih banyak dari kalangan anak muda, karena dipengaruhi oleh media.

Baca juga:  Momentum Hardiknas, Kabar Haru untuk Pemerhati Pendidikan

Ketiga, pemilih berdasarkan aspek sosiologis. Pada aspek ini, Mereka menjatuhkan pilihannya karena kesamaan identitas dalam politik, misalnya, karena kesamaan etnis, asal daerahnya, pula dengan melihat agamanya. Dan itu memang sah-sah saja didalam demokrasi.

Keempat, kategori pemilih tradisional. Pemilih tradisional adalah yang paling mudah dimobilisasi selama periode kampanye. Loyalitasnya begitu tinggi, apa saja yang dikatakan oleh pemimpin kelompok adalah sabda yang tidak akan pernah terlihat salah atau keliru. Dalam beberapa tahapan, jenis pemilih ini bisa menjadi sangat berbahaya karena menjadi “pasukan” yang rela untuk melakukan apapun yang dikatakan oleh pemimpinnya.

Kategori kelima adalah pemilih pragmatis. Pada kategori ini, pemilih menunggu sesuatu untuk memastikan pilihan. Artinya proses memilih para pemilih tak lagi berbasis pada kriteria-kriteria yang ada dalam demokrasi, melainkan didasarkan pada transaksi material yang diterima secara langsung sebelum memilih. Pada konsteks ini kandidat pragmatis dan pemilih pragmatis bergandengan tangan, meskipun didalam batinnya sama-sama menaruh dendam.

Baca juga:  Pentingnya Mekanisme FPIC Dalam Proses Pembangunan

Pada kategori berikutnya adalah pemilih kritis. Pemilih kritis merupakan gabungan antara pemilih yang menjatuhkan pilihannya atas dasar kebijakan dengan pemilih atas dasar ideologi. Pemilih akan melihat figur secara personal serta melihat program maupun rekam jejaknya, tapi juga akan melihat ideology dan citra partai politik di belakangnya. Pertimbangan pemilih kritis lebih kompleks dan rumit.

Pemilih kritis akan menganalisis banyak hal sebelum menentukan pilihannya. Pertimbangan yang kompleks itu seringkali membuat pemilih kritis menentukan pilihannya di detik-detik akhir menjelang pencoblosan. Namun demikian, jika tidak menemukan apa yang bisa diharapkan dari pilihan atau kandidat yang ada, maka ia akan memilih opsi ketiga: golput.

Dari beberapa kategori dan karakter pemilih tersebut diatas, Anda termasuk yang mana? Jangan-jangan anda masih kategori pragmatis…..!!!

Komentar