Minuman dalam Botol Kaca Mengandung Lebih Banyak Mikroplastik Dibanding Botol Plastik

Lifestyle921 Dilihat

hashtagnews.id – Sebuah studi terbaru yang dirilis Badan Keamanan Pangan Prancis (ANSES) pada Jumat, (20/6/2025) mengungkap minuman dalam botol kaca mengandung lebih banyak mikroplastik dibandingkan minuman yang dikemas dalam botol plastik atau kaleng logam. Penemuan ini berbalik dari dugaan awal para peneliti yang sebelumnya mengira plastik menjadi sumber utama kontaminasi.

Dalam penelitian tersebut, tim ilmuwan meneliti berbagai jenis minuman seperti air, soda, bir, limun, dan teh dingin yang dijual di Prancis. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata terdapat sekitar 100 partikel mikroplastik per liter dalam minuman yang dikemas dalam botol kaca. Angka ini tercatat lima hingga 50 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah partikel dalam kemasan botol plastik atau kaleng logam.

“Kami justru memperkirakan hasil yang sebaliknya,” ujar Iseline Chaib, mahasiswa doktoral yang memimpin riset ini, seperti dikutip dari kantor berita AFP. Ia menjelaskan bahwa partikel-partikel mikroplastik dalam botol kaca memiliki karakteristik yang serupa dengan cat pada bagian luar tutup botol kaca. Temuan ini mengindikasikan bahwa sumber utama kontaminasi kemungkinan berasal dari cat tutup botol yang tergores selama proses penyimpanan.

Baca juga:  Kasus Sifilis di Indonesia Melonjak, Dominasi 48 Persen Infeksi Menular Seksual

Direktur Riset ANSES, Guillaume Duflos, menyebut bahwa studi ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana jenis kemasan dapat memengaruhi kontaminasi mikroplastik pada minuman. Dalam pernyataan resmi ANSES, dijelaskan bahwa goresan-goresan kecil yang tak kasat mata pada cat tutup botol kaca melepaskan partikel mikroskopis ke dalam minuman, sehingga menjadi sumber utama kontaminasi.

Meskipun mikroplastik telah ditemukan dalam udara, makanan, dan bahkan tubuh manusia, belum ada bukti ilmiah langsung yang menunjukkan bahaya kesehatan dari partikel-partikel tersebut. Namun, Duflos menekankan bahwa penelitian di bidang ini masih terus berlangsung untuk mengukur dampak jangka panjangnya.

Dalam temuan lain, ANSES menyatakan bahwa kadar mikroplastik pada air minum—baik biasa maupun berkarbonasi—tergolong rendah dalam semua jenis kemasan. Dalam botol kaca, air mengandung sekitar 4,5 partikel per liter, sementara dalam botol plastik hanya sekitar 1,6 partikel per liter.

Baca juga:  Lima Menu Makan Malam Ramah Diet, Enak, Sehat, dan Bikin Kenyang Lebih Lama

Untuk minuman lain, angka rata-ratanya juga bervariasi. Minuman ringan rata-rata mengandung 30 partikel mikroplastik per liter, limun 40 partikel, dan bir mencapai 60 partikel per liter. Sedangkan anggur, meskipun dikemas dalam botol kaca bertutup, menunjukkan kandungan mikroplastik yang relatif sedikit. Duflos menambahkan bahwa penyebab perbedaan ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

Hingga saat ini, belum ada ambang batas resmi yang ditetapkan mengenai kadar mikroplastik yang dianggap berbahaya bagi kesehatan. Namun ANSES menyatakan bahwa ada langkah preventif yang dapat diambil untuk mengurangi kontaminasi.

“Produsen minuman sebenarnya dapat dengan mudah menurunkan jumlah mikroplastik, khususnya yang berasal dari tutup botol,” kata ANSES dalam keterangannya. Salah satu metode yang terbukti efektif adalah membersihkan tutup botol dengan cara meniupkan udara, kemudian membilasnya menggunakan air dan alkohol. Teknik ini disebut mampu mengurangi partikel mikroplastik hingga 60 persen.

Baca juga:  Indonesia Darurat TBC, Kekurangan Dokter Spesialis Jadi Tantangan Besar

Studi ini telah dipublikasikan secara daring dalam Journal of Food Composition and Analysis bulan lalu dan diperkirakan menjadi pijakan penting bagi kebijakan pengemasan produk minuman di masa depan, sekaligus menambah urgensi pengawasan ketat terhadap potensi kontaminasi mikroplastik yang kian meresahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *