Ini Cara Jitu untuk Personal Branding Terbaik

Edukasi45 Dilihat

Hashtagnews.id – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, di Makassar. Selasa (27/7/21).

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Jangan Asal Berkomentar, Kikis Ujaran Kebencian”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Pemred Radar Selatan Sunarti Sain, pemengaruh dan digital kreator konten Junissa Melvian, pendiri Bicara Project Rana Rayendra, dan editor Suara.com Muhammad Yunus.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah  Jihan selaku konsultan komunikasi. Webinar kali ini diikuti oleh 773 peserta dari berbagai kalangan usia dan profesi.  Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Baca juga:  Waspada Penipuan Daring, Jangan Umbar Informasi Pribadi

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.

“Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Pemateri pertama adalah Sunarti Sain yang membawakan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Saat ini, hoaks atau ujaran kebencian banyak bertebaran di media sosial.

Sunarti pun membagikan cara mendeteksi hoaks dan upaya mencegah penyebaran hoaks. Dia juga membagikan tips positif, kreatif, dan aman berinternet.

“Gunakan internet untuk konten bermanfaat, hapus malware/pop-up/iklan tidak diinginkan, validasi link mencurigakan, evaluasi pertemanan di media sosial, atur privasi, hati-hati dalam mengirimkan apapun,” katanya.

Berikutnya, Junissa Melvian menyampaikan materi berjudul “Do and Don’t dalam Dunia Digital”. Sebagai warga digital, ada etika-etika yang harus diperhatikan.

Baca juga:  Yuk, Intip 16 Teknik Komunikasi Terapeutik

“Jangan hanyut dalam dunia digital, menggunakan bahasa yang baik, gunakan fitur direct message, kritis menyikapi informasi, tidak mengumbar privasi, dan tidak mengganggu orang lain,” katanya.

Sebagai pemateri ketiga, Rana Rayendra membawakan tema tentang “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Penggunaan bahasa sangat berhubungan pada identitas diri, berdampak pada personal branding.

Selain itu juga berdampak terhadap jejak digital. Maka dari itu Rana mengingatkan untuk THINK sebelum mengirim. Penggunaan bahasa yang baik menghindarkan diri dari tindak perundungan, ditolak, kehilangan kepercayaan, atau pidana UU ITE.

Adapun Muhammad Yunus sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Digital Safety: Rekam Jejak di Dunia Maya”. Yunus mengingatkan agar pengguna internet tidak menyimpan hal-hal berbau sensitif di gawai, karena risiko jejak digital bisa begitu fatal, bahkan bisa terjerat pidana.

Baca juga:  Siberkreasi Lakukan Literasi Digital di Kolaka Utara, Ini Tujuannya

Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Salah satu pertanyaannya, “Mengapa justru orang yang mengedarkan ujaran kebencian lebih pandai dalam memanfaatkan fungsi media sosial? Apakah itu berarti masyarakat belum melek terhadap dampak buruk ujaran kebencian di media sosial?” tanya Albert Tambunan kepada Sunarti Sain.

“Biasanya karena kita menggunakan media sosial sebagai pengguna, kita tidak banyak pengetahuan untuk upgrade tools yang ada di internet. Sementara orang-orang yang punya niat jahat tadi mereka selalu cari tahu.

Mereka ingin dapatkan keuntungan dari internet ini dengan cara-cara yang salah. Mereka tahu karena sudah ada niat buruk, jadi mempelajari banyak hal,” jawab Sunarti.

Komentar