Hashtagnews.id – Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala heperemesis yang terjadi pada ibu Hamill biasa pada minggu ke 4 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Penulis: Irmayanti, S.ST.,M.Kes *Dosen Imut Kebidanan IKB KJP
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering terdapat pada kehamilan trimester I
Kekurangan oksigen dan makanan pada ibu hamil ke jaringan akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya.
Kasus semacam ini memerlukan penanganan yang serius. Hiperemesisi gravidarum menyebabkan cairan tubuh berkurang, sehingga darah menjadi kental hemokonsentrasi dan sirkulasi darah ke janin terlambat Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan makanan ke janin juga ikut berkurang.
satu dari tiga wanita dengan mual dan muntah mengalami stres dan perpecahan dalam keluarga, gangguan emosional dan gangguan fungsi sosial. Pada wanita hamil yang bekerja di mana hampir 70% mengalami penurunan efisiensi kerja.
Mual dan muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dampak psikologis berupa kecemasan, minder, rasa bersalah dan sering marah jika gejala mual dan muntah semakin memberat.
Hal seperti ini dapat menimbulkan konflik antara pasangan dan keluarga, dan biasanya kehilangan kontrol jika wanita hamil yang mengalami stress akibat kehilangan pekerjaan atau berhenti bekerja.
Hubungan dengan orang lain juga berubah karena wanita dalam keadaan hamil mengalami perubahan yang sangat kompleks. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terisolasi, dan merasa sendirian.
Stres pada ibu hamil, dianggap sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum, dimana stres ini merupakan bentuk psikologik yang memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
Kondisi rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sehingga ketakutan ibu untuk menjadi orang tua.
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami hiperemesis gravidarum, yaitu:
1. Baru pertama kali mengandung
2. Mengandung anak kembar
3. Memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum
4. Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
5. Mengalami obesitas
6. Mengalami hamil anggur
Selain, ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa:
1. Sakit kepala
2. Konstipasi
3. Sangat sensitif terhadap bau
4. Produksi air liur berlebihan
Gejala mual muntah biasanya muncul di usia kehamilan 4-10 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.
Sebaiknya Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan, sejak awal kehamilan.
Jadwal pemeriksaan kehamilan yang dianjurkan adalah:
1. Usia kehamilan 4-28 minggu: 1 kali tiap 1 bulan.
2. Usia kehamilan 28-36 minggu: 1 kali tiap 2 minggu.
3. Usia kehamilan 36-40 minggu: 1 kali tiap 1 minggu.
Jika ibu hamil mengalami mual muntah yang berlebihan atau bertambah parah yang disertai dengan pusing, tidak mau makan atau minum selama 12 jam, sakit perut, timbul kejala dehidrasi, seperti lemas, jarang buang air kecil, kulit kering dan jantung berdebar, muntah darahdan berat badan turun drastis segera periksakan diri ke dokter kandungan.
Jika, hiperemesis gravidarum penanganan tidak segera dilakukan, dapat menyebabkan organ-organ tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir prematur atau bayi lahir tidak cukup bulan.
Langkah pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan morning sickness sehingga tidak menjadi hiperemesis gravidarum, yaitu:
1. Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa lelah.
2. Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur halus agar mudah ditelan dan dicerna.
3. Mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari makanan yang mengandung minyak dan pedas, dan hindari makanan yang berbau tajam yang dapat memicu rasa mual.
4. Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan mengonsumsi minuman yang mengandung jahe untuk meredakan mual dan menghangatkan tubuh.
5. Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat besi selama hamil.
6. Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.
Kegiatan pengabdian masyarakat di bimbing oleh Irmayanti, S.ST.,M.Keb, Devi Darwin S.ST.,M.Keb dan Eka Fadila Bagenda, S.ST.,M.Keb dan dilaksanakan oleh mahasiswa Profesi bidan yang melakukan praktek klinik adapun nama-nama mahasiswa yaitu Frida. S.ST, Upit Handayani, S.ST.
Pelaksanaan kegiatan ini, di lakukan di Luwu Timur Tepatnya di kecamatan Burau pada hari sabtu tanggal 16 Januari 2021. Pelaksanaan ini berjalan dengan lancar dengan tetap menjalankan protocol kesehatan COVID 19. Target pada kegiatan ini yaitu ibu hamil.
Semoga Bermanfaat…
Komentar