Hashtagnews.id – Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, di Jeneponto. Sabtu (17/7/2021).
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Bagaimana Belajar Online yang Efektif”.
Program kali ini menghadirkan 903 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari editor Republika Online Andi Nur Aminah, peneliti dan pegiat literasi Sosial Budaya Badruzzaman M Pd, Komisioner KPID Sulawesi Selatan Mattewakkan Monga, dan Founder @gemil_lucu Yusuf Darmawan.
Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Fitriyani Rahman selaku penyiar RRI. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.
“Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan- kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.
Pemateri pertama adalah Andi Nur Aminah yang membawakan tema “Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Digital”.
Menurut dia, sedikitnya ada tiga poin penting agar pembelajaran tidak menjenuhkan, yakni buatkan konten pembelajaran secara menarik, pahami kebutuhan dan kondisi siswa, serta susun pembelajaran dengan lengkap dan terstruktur.
“Teknologi hanyalah alat. Tergantung guru untuk berkomitmen, kreatif, dan peduli untuk menunjukan perbedaan pengalaman dalam pembelajaran jarak jauh,” katanya.
Berikutnya, Yusuf Darmawan menyampaikan materi berjudul “Anak dan Cyberbullying”. Ia mengatakan, korban perundungan siber akan berdampak pada kondisi mental serta motivasi belajar anak. Oleh sebab itu, perlu peran semua pihak baik sekolah maupun keluarga untuk dapat mengobati mental si anak.
“Orang tua harus menghindari diri dari sikap menyudutkan anak, kemudian memberikan kekuatan moralnya serta mengembalikan dirinya merasa aman,” ujarnya.
Sebagai pemateri ketiga, Badruzzaman membawakan tema tentang “Literasi Digital bagi Guru dan Siswa”. Menurut dia, belajar daring akan menjadi efektif apabila kesadaran orang tua maupun guru bisa tergugah akan pentingnya literasi.
Misalnya, guru mampu menjadikan digital sebagai lifestyle atau gaya hidup dan kreatif memproduksi konten kreatif. Sedangkan orang tua juga berupaya untuk memfasilitasi kebutuhan belajar anak.
Adapun Mattewakkan Monga, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Menjaga Keamanan Digital Anak di Dunia Digital”.
Ia mengatakan, orang dewasa perlu melakukan pembatasan agar anak-anak tetap aman berselancar di internet. Di antaranya, menghindari penyebaran data pribadi, tidak mengunjungi laman yang tidak jelas, serta kurangi postingan atau kiriman di media sosial.
“Beri pemahaman tentang manfaat tergantung dengan kadar usianya, jelaskan juga bahayanya, serta buat penggunaan internet menjadi fun,” tuturnya.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
“Adakah pengaruh hubungan harmonis orang tua di rumah terkait dengan perilaku cyberbullying anak,” tanya Maria yang merupakan salah satu peserta dari kegiatan Literasi Digital di Jeneponto.
Menanggapi pertanyaan itu, Yusuf Darmawan mengatakan, pengaruh keharmonisan keluarga bisa saja datang apabila mental si anak kurang kuat, sehingga perilaku kasar orang tuanya dilampiaskan kepada kawannya. Selain itu, anak juga berpotensi meniru tingkah kekerasan pertengkaran orang tua yang disaksikan langsung di rumah.
Komentar