Hashtagnews.id – Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigiti Prabowo kembali merilis kasus aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Senin (29/3/21).
Kapolri Jendral Polisi Listyo Sigiti Prabowo, menyebutkan bahwa pelaku sempat meninggalkan surat wasiat pada orang tuanya sebelum melakukan aksinya.
“Saudara L ini sempat meninggalkan surat wasiat pada orang tuanya, yang isinya berpamitan dan siap mati syahid,” kata Jendral Listyo.
Adapun fakta di balik sosok pelaku dan dampak aksi bom bunuh diri yang terjadi di Makassar. Dilansir dari Idntimes, Senin (29/3).
1. Kedua Pelaku Ternyata Baru menikah 6 bulan lalu
Menurut Baharuddin, warga lainnya, L merupakan sosok yang baik dan cukup bersosialisasi dengan warga lainnya. Dia merupakan putra dari seorang perempuan penjual kue. L diketahui warga telah menikah dengan seorang perempuan sekitar 6 bulan lalu.
Keduanya yakni L dan YSF kata Kapolri Listyo dinikahkan oleh salah satu jaringan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) Sulawesi yang telah diamankan sebelumnya oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri.
“Dinikahkan oleh Rizaldy yang ditangkap beberapa lalu, yang merupakan jaringan JAD,” kata dia.
2. Pelaku dikenal jarang bergaul dengan tetangga
Menurut pengakuan warga, Sudirman, menyebut bahwa pria L memang tinggal di sana sejak kecil. Tapi dia tidak begitu akrab dengan L karena sifatnya yang cenderung tertutup.
“Dia memang tinggal di sini. Jarang bergaul. Menutup diri memang. Dari kecil memang nda bergaul. Kesehariannya tidak terlalu kutahu,” katanya.
3. Warga juga ternyata tidak mengenali sosok istri L
Irnawati, warga lainnya juga mengatakan bahwa pernikahan L itu digelar terbatas sehingga tetangga dan warga sekitar tidak mengenali sosok istrinya.
Bahkan, kata Irnawati, L pindah dari kediaman orangtuanya dan memilih tinggal di rumah kontrakan. Rumah itu, menurut Irnawati tidak pernah terbuka.
“Dan istrinya tidak pernah terlihat atau berkomunikasi dengan warga sekitar,” katanya.
4. Bom bunuh diri melukai puluhan orang
Sebelumnya Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Merdisyam menjelaskan, bom bunuh diri terjadi usai ibadah Misa Palma menyambut Paskah, pada Minggu 28 Maret 2021. Kejadiannya sekitar pukul 10.30 WITA.
Pelaku yang mengendarai sepeda motor saat itu memaksa masuk ke dalam area gereja namun ditahan oleh petugas sekuriti. “Saat itulah terjadi ledakan, yang mengakibatkan korban baik dari pelaku, maupun jemaat,” kata Merdisyam.
Ledakan bom yang digunakan pelaku, mengakibatkan 20 orang menjadi korban, baik luka ringan hingga berat. Korban antara lain petugas sekuriti gereja, jemaat hingga beberapa orang yang melintas di lokasi kejadian.
Diketahui, saat ini Polisi telah menangkap 4 tersangka kasus bom bunuh diri di Makassar, yang tak lain adalah satu kelompok kajian pelaku.
(Ny/Ais)