Hashtagnews.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, kembali melaksanakan Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan secara virtual, di Banggai, Sulawesi Tengah. Kamis (8/7/21).
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial”. Episode kali ini diikuti oleh 354 peserta dari berbagai kalangan usia dan profesi.
Program ini menghadirkan empat narasumber, yaitu dosen Ilmu Komunikasi Universitas Semarang, Retno Manuhoro Setyowati; pegiat literasi sosial budaya, Badruzzaman; peneliti dan pegiat literasi, Makbul Mohamad Jafar; pemengaruh dan pembuat konten gaya hidup, Kevin Horax.
Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Desy Indira selaku digital enthusiast. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama, Retno Manuhoro Setyowati, membawakan tema “Positif, Kreatif, Aman di Internet”.
Menurut dia, ada enam jenis media sosial di dunia digital dengan karakteristik berbeda, yaitu proyek kolaborasi (Wikipedia), media sosial konten (TikTok dan Youtube), situs jejaring sosial (Facebook dan Instagram), blog dan microblog (Twitter), permainan virtual (Mobile Legend), serta dunia sosial virtual (SecondLife).
“Kita harus memahami karakter masing-masing aplikasi tersebut agar penggunaannya optimal,” tuturnya.
Berikutnya, Kevin Horax menyampaikan materi berjudul “Bebas Namun Terbatas, Berekspresi di Media Sosial”.
Ia mengatakan, dalam berpendapat dan berekspresi, bebas berbeda dengan bablas. Kebebasan memiliki batasan-batasan yang harus dipatuhi, sedangkan bablas berarti melangkahi batasan yang telah diatur, baik secara etika maupun perundangan yang berlaku.
“Dampak buruk akibat melanggar batas itu bisa diproses ke ranah hukum dan juga merusak penjenamaan diri warganet,” ujar Kevin.
Sebagai pemateri ketiga, Badruzzaman membawakan tema tentang “Berbahasa Baik dan Benar di Media Sosial”.
Menurut dia, dalam bermedia sosial bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi sekaligus alat ekspresi diri dalam mengungkapkan maksud, gagasan, maupun perasaan.
“Saya berharap ekspresi di media sosial, baik di status maupun komentar, menyampaikan pesan tentang ajakan persatuan dan kesatuan,” katanya.
Adapun Makbul Mohamad Jafar, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Pahami dan Kenali Rekam Jejak di Era Digital”.
Ia mengatakan, untuk mendapatkan rekam jejak yang baik di media sosial, warganet harus aktif mengunggah dan memperbarui konten- konten yang positif.
“Kita juga jangan terpancing untuk memberikan komentar terhadap status orang lain yang justru menimbulkan pertengkaran,” pesan dia.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator.
Salah seorang peserta, Masada Kuntoji, bertanya tentang cara mengamankan akun dari pencurian data. Menanggapi pertanyaan tersebut, Makbul mengatakan, langkah aman di dunia digital, misalnya rutin mengganti kata sandi serta seleksi dengan ketat teman-teman di suatu platform.
Dalam webinar tersebut, panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.
Komentar