Segel Gedung Birkorasi Kampus Unanda, Mahasiswa Desak To Ciung Aktif!

Daerah7788 Dilihat

Palopo, hashtagnews.id – Mahasiswa Unanda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMUNISI) menyuarakan keresahan yang lama terpendam. Dari tujuh tuntutan yang dibawa, satu suara mencuat sebagai simbol perlawanan, pengaktifan kembali Pers Kampus To Ciung. Selasa (15/7/2025).

Aliansi tersebut mempertegas pentingnya menghidupkan kembali Pers Mahasiswa To Ciung.

Bagi mereka, pers kampus adalah napas kebebasan berpikir dan ruang dialektika yang selama ini sengaja dibungkam oleh struktur birokrasi.

“Ketika suara mahasiswa dibungkam, maka pers kampus harus menjadi pengerasnya. To Ciung bukan hanya simbol, tapi kebutuhan,” tegas Jenderal Lapangan aksi, Alif Tangngelona Putra.

Tujuh poin tuntutan yang disampaikan AMUNISI mencakup:

1. Transparansi dana SPP/BPP dari tahun ke tahun
2. Evaluasi pembangunan dan fasilitas kampus
3. Transparansi penerima KIP Kuliah
4. Evaluasi independensi Satgas PPKS
5. Perbaikan sistem layanan digital Sevima
6. Evaluasi kinerja dosen
7. Pengaktifan kembali Pers Mahasiswa To Ciung

Baca juga:  Abad Ke-21, Jabatan Adalah Candu

Menurut Alif, keberadaan To Ciung menjadi sangat penting di tengah menguatnya sistem birokrasi yang tertutup.

Alif menilai, ketidakterbukaan pihak kampus terhadap kritik dan aspirasi mahasiswa telah menempatkan universitas dalam posisi yang jauh dari nilai-nilai akademik dan keterbukaan intelektual.

Lebih dari sekadar media mahasiswa, To Ciung dianggap sebagai benteng terakhir untuk menjaga nalar kritis dan kontrol kebijakan kampus.

“Ini bukan soal tulisan atau laporan kegiatan semata. Ini tentang perlawanan terhadap pembungkaman,” ujar alif.

Dari hal tersebut kekecewaan mahasiswa ditandai dengan aksi penyegelan gedung kampus, setelah pihak birokrasi tidak hadir dan enggan menemui massa aksi.

Alif menyebut, apabila tuntutan ini diabaikan, AMUNISI siap menggelar aksi lanjutan yang lebih besar dan bahkan dengan risiko menghentikan seluruh aktivitas perkuliahan.

Baca juga:  Mahasiswa Tuntut Polres Palopo Usut Tuntas Dugaan Korupsi Proyek Senilai Rp 40 Miliar

“Aksi hari ini bukan akhir, ini adalah awal dari kesadaran kolektif bahwa kampus ini bukan milik elite birokrasi. Kampus adalah rumah bersama, dan kami akan merebutnya kembali untuk kebenaran, transparansi, dan keadilan,” tegas Alif.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kampus Unanda.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *