Hashtagnews.id – Bank Indonesia membuat inovasi baru dalam mendorong pembangunan ekonomi di lingkup pesantren dengan membentuk koperasi sekunder di wilayah Sulsel Papua.
Koperasi sekunder ini dibuat untuk Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Wilayah Sulsel-Papua dalam membangun Jiwa kewirausahaan dilingkungan pesantren.
“Pembentukan koperasi sekunder untuk pesantren dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar pesantren,” Ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra, Rabu (24/3/2021).
Menurut Endang, misalnya ada pesantren yang memproduksi air kemasan, nah dari sini akan kita bina kemudian produknya didistribusikan ke seluruh pesantren Hebitren agar bisa dikonsumsi dan usahanya bisa berkembang. Jadi disini semua pesantren bisa menjual produknya.
Menurut Endang, peran Bank Indonesia dalam upaya mendorong potensi ekonomi bisnis di pesantren ini ada tiga yaitu :
1. Bank Indonesia membentuk kelembagaan, yakni membentuk koperasi, kalau di Jawa sudah ada koperasi.
2. Memperkuat akses pasar misalnya mengupayakan produk pesantren dapat di ekspor .
3. Mengupayakan sebuah pesantren mulai mengembangkan bebagai jenis usaha.
Sementara itu, Ketua Harian Hebitren Sulawesi Papua KH. Saparuddin Latif mengatakan, kehadiran Hebitren tidak lain untuk menghimpun pesantren yang ada dalam naungannya, ini tentu tak terlepas dari bimbingan BI.
“Hebitren bertujuan menghimpun pondok pesantren untuk berwirausaha, BI menjadi fasilitator. Kita diarahkan untuk membentuk Hebitren ini khusus untuk kegiatan ekonomi dan bisnis syariah,” ujar Saparuddin.
“Pada dasarnya pesantren memiliki potensi untuk membentuk bisnis sendiri yang nantinya dapat digunakan para santri untuk bersekolah atau melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, usaha seperti pemotongan hewan bisa dibuka pesantren. Ini juga dimaksudkan untuk memberi rasa aman bagi masyarakat muslim yang ingin mengkonsumsi daging halal.
“Salah satu bisnis yang akan digagas yakni kami akan membuat rumah potong hewan syariah. Selama ini khawatiran masyarakat terkait daging yang dikonsumsi, apakah melalui proses potong yang syariah? nah dari sini kita akan menghadikan sesuai dengan syariah Islam,” tutupnya.
Ny/As
Komentar