hashtagnews.id – Dugaan kasus pelecehan seksual sesama jenis (LGBT) yang melibatkan seorang dosen berinisial IS dan mahasiswanya, Z menggegerkan kampus UIN Palopo.
Peristiwa ini bermula dari kedekatan yang terjalin karena urusan akademik, yang kemudian dimanfaatkan pelaku untuk melancarkan aksi bejatnya.
Menurut penuturan Rasdi, mahasiswa yang mendampingi korban melapor, kedekatan antara IS dan Z terjalin di sebuah tempat nongkrong dekat kos Z.
IS yang dikenal mahir dalam urusan skripsi, membuat Z merasa beruntung mendapatkan dosen yang bisa diajak konsultasi.
Keakraban mereka pun meningkat secara intensif. Kecurigaan mulai muncul ketika IS mengunjungi kos Z, bahkan membawakan makanan.
“Kok ini dosen sampai segininya ya,” tutur Z, seperti disampaikan Rasdi saat dikonfirmasi via WhatsApp, Jum’at, (10/10/2025).
Namun, Z masih mencoba berpikir positif tentang niat dosennya. Puncak kejadian terjadi pada suatu malam di bulan Februari 2025.
Hujan deras menjadi alasan IS untuk menumpang menginap di kos Z, karena tidak bisa pulang ke rumahnya. Saat Z tertidur lelap, IS melancarkan aksinya.
Z terbangun dari mimpi yang disebutnya sebagai “mimpi laki-laki pada umumnya” dan mendapati IS tengah mencium, memeluk, dan memegang kepalanya. Z sontak menghindar dan terkejut. “Mungkin ngigau ini dosen,” pikir Z.
Namun, IS segera merusak asumsi itu. “Maaf le kalau begini ka,” kata IS.
Saat itulah Z menyadari tindakan tersebut disengaja, bukan karena mengigau.
Aksi pelecehan tidak berhenti sampai di situ. Menjelang waktu subuh, IS kembali memeluk Z dari belakang.
Korban berusaha menghindar dan melepaskan diri, tetapi IS kembali menarik dan membalikkan tubuh Z ke arahnya. Z terus melawan dengan membalikkan tubuh ke arah sebaliknya.
Pagi harinya, sebelum pergi, IS kembali meminta maaf dan meminta Z bungkam.
“Maaf le, usahakan jangan kasih tahu orang karna malu ka kalau natau orang begini ka,” ucap IS, seperti dikatakan Rasdi.
Peristiwa ini meninggalkan trauma mendalam bagi Z.
Rasdi mengatakan korban baru berani angkat bicara belakangan, saat kasus-kasus serupa menjadi perbincangan hangat di media sosial.
“Cuma baru berani speak up pas hangat-hangatnya beritanya TT,” ungkapnya.
Z sendiri, didampingi Rasdi dan telah melapor kepada Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) pada Senin, (6/10).
Sementara itu, Rektor UIN Palopo, Abbas Langaji saat dikonfirmasi mengatakan sudah ada beberapa laporan yang masuk terkait dugaan pelecehan seksual oleh IS.
Dan Abbas akui laporan tersebut tidak datang dari korban langsung.
“Laporan yang ada sudah beberapa, bukan oleh korban, tapi oleh pihak lain, semua ditindaklanjuti secara terstruktur,” ungkap Abbas.
Ia merinci, secara spesifik baru dua orang yang dilaporkan sebagai korban.
“yang dilaporkan secara spesifik baru 2 orang,
tapi tidak ada korban yg melapor, hanya pihak lain yang concern,” tutupnya. (Wdy)