hashtagnews.id – Menjelang momen sakral prosesi wisuda, sejumlah orang tua mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Palopo mengungkapkan kekecewaan atas maraknya pungutan biaya tambahan yang dinilai memberatkan.
Keluhan ini muncul meskipun uang wisuda sebesar Rp2,5 juta telah dibayarkan lebih dulu oleh para mahasiswa.
Biaya tambahan yang dikeluhkan mencakup berbagai item seperti infaq, toga, acara ramah tamah, iuran alumni, hingga biaya foto ijazah dan dokumentasi saat momen pemindahan tali toga di podium.
“Sudah bayar uang wisuda dua setengah juta, tapi masih ditagih lagi untuk toga, foto, uang alumni. Semuanya bayar lagi. Kampus ini serasa bisnis, semua serba uang. Bayar lagi?” ujar salah satu orang tua mahasiswa yang enggan disebutkan namanya. Minggu, (3/8/2025).
Tidak hanya itu, beban finansial juga dirasakan jauh sebelum wisuda berlangsung, tepatnya saat mahasiswa harus menjalani tahapan akhir studi.
Biaya sidang skripsi atau diseminasi dipatok sebesar Rp2 juta, sedangkan sidang proposal atau seminar hasil dikenakan Rp750 ribu.
“Kalau pembayaran ini sih kita ikhlas, tapi makin ke sini makin sewenang-wenang ini kampus terapkan pembayaran,” keluhnya.
Keluhan serupa disampaikan oleh orang tua lainnya yang mempertanyakan alasan di balik tambahan pungutan tersebut, terlebih pelaksanaan wisuda digelar di gedung milik kampus.
“Kalau untuk biaya ujian sudah dibayar, dan uang wisuda juga sudah cukup besar, lalu kenapa masih ada lagi pungutan tambahan? Apalagi acaranya digelar di gedung kampus sendiri,” ujarnya.
Kondisi ini menimbulkan kekecewaan mendalam. Para orang tua menilai bahwa pembiayaan yang dikenakan pihak kampus telah melampaui batas kewajaran.
“Jangan sampai masuk gedung wisuda nanti juga disuruh bayar juga, itu saja kemarin tidak dikasi toga kalau tidak bayar uang alumni,” sindir seorang wali mahasiswa.
Mereka pun mendesak agar pihak kampus memberikan transparansi terkait alokasi dana yang dikumpulkan dan mengevaluasi kebijakan pungutan yang dianggap membebani mahasiswa dan keluarganya.
Dihubungi melalui sambungan telepon, salah satu perwakilan bagian keuangan STIEM Palopo, D. Rahmawati, memberikan penjelasan singkat.
“Kalau biaya dosen penguji itu, bu, kami tidak pungut. Ramah tamah itu dari infaq. Alumni itu organisasi alumni mereka, bu, sudah di luar rangkaian akademik. Terima kasih atas masukannya,” ujarnya. (*/Wdy)