Hashtagnews.id – Wallacea bersama dengan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), melaksanakan Workshop Design Program, dengan Metode Logical Framework Analysist (LFA).
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, dimulai pada 23-24 Agustus 2021, secara daring. Kegiatan ini masih rangkaian dari ulang tahun Perkumpulan Wallacea yang ke-21 dan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) yang ke-25.
Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif Perkumpulan Wallacea, Basri Andang mengatakan Inisiatif itu muncul, karena menjadi kebutuhan dilembaga sebenarnya.
“Terutama kepada teman-teman yang muda. Khusus untuk program dan keuangan yang paling penting adalah mengenali dulu sejak awal design program,” terangnya.
Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan suatu program dalam sebuah organisasi adalah design program yang kurang mengeksplorasi dan menemukenali masalah yang lebih kompleks dibandingkan dengan apa yang telah diprediksi.
Workshop ini difasilitasi oleh Dewi Puspita Sutejo yang juga Program Manager Seknas JKPP). Dalam paparannya, Dewi mengajak peserta untuk tetap santai, karena kapasitas kegiatannya memang sharing.
“Design program adalah langkah awal kita untuk menganilisis situasi melalui pohon masalah, merencanakan strategy dan struktur kerja, serta menghasilkan perencanaan yang matang. Namun semua ini tidaklah cukup, dengan mendengarkan berbagai teory yang ada. Nanti kita akan coba kasi penugasan dalam bentuk pekerjaan rumah untuk teman-teman yang selanjutnya dipersentasikan besok,” papar Dewi.
Selain Dewi Puspitasari Sutedjo dari JKPP, narasumber lain Ishma Soepriadi yang juga Tim Monitoring dan Evaluasi OXFAM GB Indonesia menambahkan, bahwa monitoring dan evaluasi itu penting karena memastikan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya dan menunjukkan akuntabilitas.
“Monitoring dan evaluasi juga bertujuan mengetahui apakah program mencapai hasil dan berdampak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Termasuk sebagai dasar keputusan untuk managemen program dan kebijakan yang lebih luas,” ujar Ishma.
Rahman Dako, Japesda dan FC-MADANI Palopo selaku yang dampingi hari kedua saat review tugas peserta. Ia menyimak dengan jeli dan sekaligus memberikan saran serta masukan kepada teman-teman yang persentase.
Tak hanya itu, ia juga mampu menunjukkan sisi mana yang lemah dan perlu dipertajam pada lembar persentase dari teman-teman Perkumpulan Wallacea.
Pada paparan yang dilakukan oleh peserta pada hari kedua, fasilitator dan narasumber mengapresiasi kerja teman-teman selama dua hari. Terutama antusias mengerjakan tugas.
Penilaian mereka, apa yang dilakukan oleh teman-teman sudah on the track. Hanya perlu pembenahan pada penyusunan kalimat, pengkayaan muatan dan jam terbang. Termasuk mengecek apakah output yang dibuat itu bisa menyelesaikan masalah dan bersifat berkelanjutan.
Selain penerimaan materi yang padat namun dalam suasana yang santai, kegiatan ini juga dikemas dengan sekmen game berhadiah yang difasilitasi oleh Sekna JKPP.
Diakhir sesi menjelang penutupan kegiatan, Maryam yang juga salah satu peserta aktif diminta untuk memberikan pesan dan kesan selama mengikuti pelatihan.
“Dua hari ini sangat berharga. Seru, lucu dan yang terpenting kami yang dari keuangan jadi tahu apa LFA ini dan bentuknya seperti apa. Kami juga jadi faham, oh begini yang dikerjakan oleh teman-teman saat begadang hingga larut menjelang subuh di meja rapat,” kesan Maryam.
Kegiatan selam dua hari ini berlangsung sejak 23 sampai 24 Agustus 2021. Dilakaukan dengan Zoom Cloud Meeting yang diikuti oleh 10 peserta dengan pembagian, 5 orang staf Perkumpulan Wallacea dan 5 orang staf dari seknas JKPP.
Kegiatan ditutup secara resmi oleh Dewi Puspita Sutedjo Ia berharap, mengatakan semoga apa yang kerjakan ini bermanfaat untuk semua, dan kita upayakan ada rencana tindak lanjut dengan sesi pendalaman Theory of Change (ToC). (*)
Komentar