Hashtagnews.id – Komisi Nasional (Komnas) Perempuan menyebut soal adanya dugaan kekerasan seksual yang menimpa Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Putri, Komnas Perempuan menyebut Brigadir J diduga melakukan pemerkosaan terhadap istri Ferdi Sambo itu.
“Yang disampaikan kepada kami yang terjadi di Magelang adalah perkosaan,” kata Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah, dikutip dari kompas.com. Jumat (2/9/2022).
Ia menjelaskan, kekerasan seksual berbentuk perkosaan itu terjadi pada 7 Juli 2022 sore hari. Setelah kejadian, Putri ditemukan di depan kamar mandi oleh Susi dan Kuat Ma’ruf.
Komnas Perempuan juga menyebutkan bahwa Brigadir J disebut sempat mengancam akan menyakiti anak-anak Putri jika menceritakan peristiwa tersebut.
Keterangan pacar Brigadir J perkuat dugaan pelecehan
Ketua Komnas HAM Taufan Damanik mengatakan, keterangan pacar Brigadir J yang menyebut adanya ancaman justru bisa memperkuat kesaksian pelecehan seksual terhadap Putri.
Saat itu, Brigadir J menangis disebut karena mendapat ancaman pembunuhan dari Kuat Ma’ruf.
Dalam rekonstruksi, Brigadir J diancam karena diduga melecehkan Putri Candrawathi.
“(Kata Vera) ‘kenapa?’. (Dijawab Brigadir J) ‘karena kalau naik ke atas, lantai 2, ibu sakit. Makanya aku diancam mau dibunuh dia’,” kata Taufan menirukan percakapan Brigadir J dan pacarnya.
Taufan mengatakan, dalam rekonstruksi disebutkan ada adegan Brigadir J dikejar-kejar dan diancam menggunakan pisau.
“Jadi justru Vera pun akan memperkuat kesaksiannya itu,” ujar Taufan.
Untuk itu, pihak Komnas HAM meminta agar polisi mendalami dugaan pelecehan seksual di Magelang secara ilmiah.
Menurut Komnas HAM, Putri melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialaminya kepada Ferdy Sambo. Kesaksian itu juga sudah dimasukkan ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Percakapan grup yang dihapus usai pembunuhan
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, ada percakapan di grup WhatsApp yang dihapus sesaat sebelum dan sesudah pembunuhan Brigadir J.
“Beberapa komunikasi di WhatsApp group terputus, baru muncul kembali misalnya sejak tanggal 10 (10 Juli 2022) malam atau 11 dini hari itu baru muncul,” kata Anam kata Anam dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Komnas HAM, Jumat (2/9/2022).
“(Tanggal) 10 ke bawah itu nggak terekam jejak digitalnya karena memang dihapus,” kata dia.
Selain itu, perusakan barang bukti juga dilakukan dengan membersihkan riwayat panggilan telepon dan data kontak.
Terdapat juga beberapa foto dari ponsel yang dihapus, termasuk jasad Brigadi J setelah ditembak. Foto itu ditemukan Komnas HAM di recycle bin ponsel.
Penjelasan memar pada jasad Brigadir J
Ketua tim dokter forensik otopsi kedua jenazah Brigadir J Ade Firmansyah Sughiarto mengatakan, memar di belakang lutut kanan akibat faktor pembusukan, bukan penganiayaan.
“Gambaran pembusukan saja yang tampak dari makroskopik (mata telanjang) seperti memar tadi,” kata Ade dalam program acara Rosi di Kompas TV, Jumat (2/9/2022).
Menurutnya, luka tersebut memang tampak seperti luka memar jika dilihat dengan pengamatan mata telanjang.
Namun, tim forensik mengambil sampel jaringan memar tersebut dan mendapat kesimpulan bahwa tak ada tanda memar akibat penganiayaan. (*/Mi)
Sumber Artikel: Kompas.com