hashtagnews.id – Pemerintah Ukraina telah memerintahkan evakuasi terhadap warga dari delapan desa di dekat perbatasan dengan wilayah Kursk, Rusia, setelah situasi keamanan yang semakin memburuk akibat penembakan terus-menerus dari pasukan Rusia.
Perintah evakuasi tersebut dikeluarkan pada Kamis (13/3) dan disampaikan oleh otoritas militer di wilayah Sumy, Ukraina, melalui media sosial.
“Sebuah keputusan telah dibuat untuk melakukan evakuasi wajib penduduk dari delapan permukiman,” demikian bunyi pernyataan yang dipublikasikan.
Keputusan ini diambil sebagai respon atas peningkatan serangan dari Rusia yang telah mengancam keselamatan warga di daerah tersebut.
Sementara itu, di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungan mendadak ke wilayah Kursk pada Rabu (12/3), menyatakan instruksinya kepada pasukan Rusia untuk merebut kembali sisa wilayah yang masih dikuasai Ukraina.
Putin yang mengenakan seragam militer dalam kunjungan tersebut meminta pasukan untuk bergerak cepat dan menguasai kembali wilayah tersebut dalam waktu sesingkat mungkin.
“Tugas kita adalah mengalahkan musuh yang masih bertahan di wilayah Kursk, membebaskan sepenuhnya daerah itu, dan memulihkan situasi di sepanjang garis perbatasan,” ujar Putin.
Pada 6 Agustus 2024, pasukan Ukraina berhasil mengejutkan dengan merebut Kursk dari tangan Rusia, namun sejak itu, pasukan Ukraina menghadapi kesulitan besar.
Setelah lebih dari tujuh bulan bertahan, pasukan Ukraina kehilangan jalur pasokan utama mereka, yang semakin memperburuk posisi mereka di wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, Putin juga menegaskan bahwa warga negara asing yang bertempur bersama pasukan Ukraina di Kursk tidak berhak mendapat perlindungan menurut Konvensi Genewa.
Selain itu, pasukan Ukraina yang tertangkap di wilayah tersebut harus diperlakukan sebagai teroris.
Menurut Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, pasukan Rusia berhasil mengusir pasukan Ukraina dari sekitar 86% wilayah yang sebelumnya dikuasai mereka di Kursk, yang mencakup sekitar 1.100 kilometer persegi.
Perkembangan ini menandakan ketegangan yang semakin tinggi di sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia, yang dapat memicu eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari setahun. (*/Wdy)