Skandal Asusila Guncang UIN Palopo, Mahasiswa Tuntut Dosen Pelaku Dicopot dan Soroti Isu LGBT

Daerah1715 Dilihat

hashtagnews.id – Gelombang kemarahan dan kekecewaan melanda mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Kota Palopo menyusul mencuatnya dugaan kasus tindakan asusila yang dilakukan oleh seorang dosen terhadap sejumlah mahasiswa.

Kasus ini memicu tuntutan keras agar dosen tersebut dicopot dari jabatannya dan sekaligus menyoroti isu LGBT di lingkungan kampus.

Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi G30S UIN Palopo, Putra mengungkapkan korban dari dugaan tindakan dosen tersebut tidak terbatas pada satu fakultas saja.

Korban diketahui berasal dari Fakultas Hukum Syariah, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Tarbiyah.

“Tentu kami mengkhawatirkan hal ini, karena ternyata pelaku ini korbannya bukan cuma satu,” ujar Putra kepada wartawan pada Senin, 29 September 2025.

Baca juga:  UIN Palopo dan Seni Mengirim Mahasiswa Tanpa Kabar ke Desa Orang

Aliansi mahasiswa menuntut agar birokrasi kampus segera mencopot dosen terduga pelaku dari posisinya sebagai ketua program studi.

Mereka membandingkan penanganan kasus ini dengan kecepatan pihak rektorat memberhentikan seorang petugas kebersihan (cleaning service) setelah bukti pelanggaran diserahkan.

“Kami juga kirimkan buktinya langsung ke pihak birokrasi, pihak pimpinan yaitu rektor, dan pihak pimpinan langsung mengeluarkan cleaning service ini dengan bukti chat,” jelas Putra.

“Kami juga kan memiliki bukti ini dan kami harap setelah kami serahkan bukti ini nanti di audiens pimpinan langsung bisa menyelesaikan itu dengan mengeluarkan angka selanjutnya yang kami mau ambil.” Lanjutnya.

Sebagai langkah lanjutan, aliansi G30S UIN Palopo berencana menggelar hearing atau audiensi dengan pihak kampus mengenai kasus asusila dan isu LGBT yang menjadi fokus kekhawatiran mereka.

Baca juga:  Kadin Kolaka Utara Siap Gelar Muskab

Putra menegaskan mahasiswa mempertimbangkan membawa kasus ini ke Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD apabila tim investigasi kampus dinilai tidak mampu menyelesaikan masalah ini.

“Jika tim investigasi tidak mampu menyelesaikan kasus ini apalagi menyelesaikan pelaku, mungkin kami akan mengeluarkan mosi tidak percaya kepada pimpinan birokrasi,” tegasnya.

Meski demikian, Putra menyampaikan mahasiswa masih memercayai sepenuhnya institusi UIN Palopo untuk “membersihkan diri” dari oknum-oknum yang meresahkan.

“Persoalan kami tentu masih mempercayai kampus ini ya, kami mempercayai sepenuhnya kampus ini untuk mampu menghabisi semua oknum ini yang termasuk ini LGBT ini,” pungkasnya.

“Kampus ini kan kampus berlabel agama, kami tidak menginginkan ada dosen apalagi tenaga pendidik yang melakukan hal seperti ini.” Tutupnya. (Wdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *