oleh

OPINI: ISLAM DAN PANCASILA

Hashtagnews.id – Pancasila adalah modal falsafah dan idelogi. Dia menyusun bagaimana ranah idealita sebagai bangsa yang besar. Pancasila kita letakkan sebagai landasan konstruksi kebangkitan kembali.

Memantapkan relasi manusia yang berTuhan, sebagai daya gerak ideologis. Pada saat yang sama, juga mengembangkan relasi humanis manusia yang penuh keadaban.

Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Indonesia, bukanlah agama dan tidak dapat menggantikan agama, dan juga tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan posisi agama.

Faktanya memang Pancasila bukan wahyu ilahi. Pancasila tidak tercantum dalam al-Qur’an dan hadits, Pancasila bukan nash. Cara berpikir kaum radikal, yaitu segala sesuatu harus ada nash, harus tertulis dan harus terbaca langsung dengan mata kepala adalah cara berpikir yang keliru.

Jumlah ayat dan hadits terbatas.l, Al-Qur’an dan hadits tidak mencatat segala hal yang ada alam semesta ini. Al-Qur’an dan hadits juga tidak mencatat semua yang dipikirkan, dirasakan dan diperbuat oleh masing-masing orang.

Kitab yang mencatat segala sesuatu itu, namanya kitab Lauhul Mahfudz. Kitab ghaib, kita tidak bisa membacanya. Itu rahasia Allah swt. Dan boleh jd Pancasila telah tercatat di alam sana.

Sebuah kekeliruan besar ketika ada yang menolak Pancasila dengan dalih, Islam itu hanya yang ada nash-nya. Dalih ini tidak nyambung, sesat menurut logika.

Benar, Pancasila bukan nash. Dan oleh karenanya keliru kalau kita sebut Pancasila ajaran Islam. Akan tetapi sila-sila Pancasila digali dari nash (sumber ajaran Islam) yakni al-Qur’an dan hadits melalui proses ijtihad pemikiran.

Setiap sila dan butir-butirnya bersandar kepada dalil-dalil syara’. Tepat sekali kalau kita sebut Pancasila ajaran yang islami. Sudah banyak ulama yang mengulasnya.

Selama nash dan dalil syara’ yang dijadikan sandaran para ulama menerima Pancasila tidak berubah, maka Pancasila tetap akan sejalan dan selaras dengan ajaran Islam.

Dalam kerangka inilah, sesungguhnya perwujudan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam untuk menjalankan syariat agamanya.

Sikap keagamaan seperti ini telah dikemukakan oleh Al Ghazali, bahwa kita tidak boleh bersikap antitesis terhadap suatu nilai masyarakat, sepanjang nilai atau sistem yang ada di dalam masyarakat tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan Islam, karena hal itu bisa jadi menjadi potensi untuk diarahkan atau dikembangkan sesuai dengan ajaran dan tujuan-tujuan Islam.

Dalam pengertian inilah, Islam menjadi agama yang menyempurnakan segala kebaikan yang sebelumnya sudah dimiliki oleh manusia. Selamat Hari Lahir Pancasila!  

Penulis: Hamka Hamid (Ketua IKA PMII Kolut)

Komentar