Menteri Agama Nasaruddin Umar, Figur Penyejuk di Tengah Keberagaman

Kolom4159 Dilihat

hashtagnews.id – Dalam perjalanan panjang kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia senantiasa membutuhkan pemimpin yang mampu menyejukkan suasana, merajut persatuan, serta menjadi teladan dalam toleransi dan moderasi beragama.

Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A., hadir sebagai sosok yang membawa kesejukan di tengah dinamika sosial dan keberagaman bangsa.

Kepribadian yang teduh serta kebijakan-kebijakan yang meneduhkan membuatnya mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, baik tokoh nasional, pemuka agama, politisi, maupun masyarakat internasional.

Sejumlah tokoh nasional memberikan pandangan positif terhadap kepemimpinan Nasaruddin Umar di Kementerian Agama. Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, dalam acara Dialog Kebangsaan PDI-P (2023), menilai bahwa Nasaruddin Umar membawa angin segar dalam penguatan kebhinekaan.

“Beliau menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan beragama, sehingga moderasi beragama semakin kokoh di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dalam wawancara dengan Kompas (2024), menyebut Nasaruddin Umar sebagai sosok yang tidak hanya memahami nilai-nilai agama secara mendalam, tetapi juga mampu membangun dialog konstruktif dengan berbagai pihak.

“Pak Nasaruddin memiliki ketenangan dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan isu-isu keagamaan yang sensitif. Itu yang membuatnya dihormati oleh berbagai golongan,” ungkap Jusuf Kalla.

Baca juga:  UU Reforma Agraria dan Perpanjangan Kontrak Karya PTVI di Luwu Timur

Dari kalangan pemuka agama, Nasaruddin Umar dinilai sebagai jembatan yang menyatukan umat beragama. Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, dalam diskusi di Jakarta Islamic Centre (2024), menegaskan bahwa pendekatan Nasaruddin dalam membangun harmoni sosial sangat relevan dengan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. “Keteduhan dan kesantunan beliau menjadi cerminan dari Islam rahmatan lil ‘alamin.”

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, dalam wawancara dengan Republika (2024), menilai kebijakan yang diusung Nasaruddin Umar selalu mengedepankan keseimbangan dan kebersamaan.

“Di tengah berbagai tantangan global, beliau tetap teguh dalam menyuarakan Islam yang damai dan inklusif,” ujarnya.

Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini, dalam seminar di Universitas Indonesia (2024), menilai bahwa Nasaruddin Umar telah membuka ruang yang lebih luas bagi perempuan dalam diskursus keagamaan. “Beliau selalu menekankan pentingnya kesetaraan dan penghormatan terhadap hak-hak perempuan dalam Islam.”

Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, dalam wawancara dengan The Jakarta Post (2024), menambahkan bahwa kebijakan Nasaruddin Umar telah banyak membantu dalam mempromosikan kesetaraan gender di berbagai institusi keagamaan. “Kita butuh lebih banyak pemimpin dengan visi yang jelas terhadap keadilan gender seperti beliau.”

Baca juga:  Sesuai Instruksi Prabowo, Menag Gelar Manasik Nasional Sukses Pecahkan MURI

Ketua PHDI, I Gusti Ngurah Sudiana, dalam pernyataannya kepada Antara (2024), menyatakan bahwa Nasaruddin Umar adalah figur yang menghargai pluralitas dan memperjuangkan hak-hak umat beragama tanpa diskriminasi. “Kita melihat bagaimana beliau selalu mengajak pada persatuan dan kesejukan.”

Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, dalam wawancara dengan Katolik News (2023), juga menyampaikan hal serupa. “Beliau telah membuka ruang dialog yang lebih luas bagi semua agama, sehingga toleransi dan kerukunan semakin kuat.”

Ketua Matakin, Xuesheng Uung Sendana, dalam acara Dialog Lintas Agama Kemenag (2024), menilai bahwa Nasaruddin Umar berperan besar dalam memastikan hak-hak keberagamaan masyarakat Khonghucu diakui dan dihormati. “Beliau adalah pemimpin yang adil dan bijak dalam menyikapi keberagaman.”

Ketua Umum Walubi, Siti Hartati Murdaya, dalam wawancara dengan CNN Indonesia (2024), menambahkan bahwa sikap tenang dan terbuka Nasaruddin Umar mencerminkan pemimpin yang matang dan penuh kebijaksanaan. “Kita butuh lebih banyak pemimpin seperti beliau yang memandang keberagaman sebagai kekuatan, bukan ancaman.”

Baca juga:  Haji 2025 Lebih Ramah Lansia, Menag Terapkan Skema Murur dan Tanazul

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Dr. Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, dalam forum internasional di Riyadh (2023), menyatakan bahwa pendekatan moderat Nasaruddin Umar sejalan dengan upaya global dalam menciptakan perdamaian antaragama. “Indonesia beruntung memiliki seorang pemimpin agama seperti Prof. Nasaruddin Umar.”

Sementara itu, Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Vatikan bersama delegasi Indonesia (2024), juga memuji langkah-langkah Indonesia dalam menjaga harmoni keberagamaan. “Upaya pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Agama, dalam membangun toleransi sangat inspiratif bagi dunia.”

Dengan keteduhan sikap dan kebijakan yang meneduhkan, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A., terus menorehkan jejak emas dalam menjaga kerukunan beragama di Indonesia.

Sosoknya menjadi simbol kepemimpinan yang tidak hanya dihormati di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional.

Dalam dinamika sosial yang terus berkembang, Indonesia beruntung memiliki seorang Menteri Agama yang mampu menjadi penyejuk di tengah keberagaman bangsa. (Rs/Wdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *