Komunikasi Informasi Edukasi Kesehatan Reproduksi untuk Remaja

HASHTAGNEWS.ID – Pentingnya pemberian informasi yang berbentuk edukasi kepada remaja tentang kesehatan reproduksinya karena belum tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi terutama dikalangan remaja, masih dianggap tabunya pendidikan seksualitas sejak dini dan perubahan gaya hidup global dan desakan jumlah penduduk dan perubahan struktur penduduk.

Di era digitalisasi banyak hal yang bisa mengganggu kesehatan reproduksi para remaja karena mudahnya mengakses konten-konten yang tidak bertanggung jawab yang dapat merusak moral remaja.

Masa remaja adalah masa transisi tumbuh kembang yang dinamis dari anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Kesehatan reproduksi remaja ini terkait dengan fungsi, peran dan system reproduksi.

Dalam rangka menjamin pemenuhan hak seksual dan kesehatan reproduksi remaja, diperlukan upaya secara komprehensif dan lintas sektor dengan pemberian informasi kesehatan reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada remaja dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat.

Pentingnya KIE tentang kesehatan reproduksi berdasarkan survey karena 111 juta kasus PMS diderita oleh kelompok usia di bawah 25 tahun, Remaja sangat berisiko tinggi terhadap IMS termasuk HIV/AIDS, Setiap 5 menit remaja di bawah usia 25 tahun terinfeksi HIV  dan setiap menitnya 10 wanita usia 15-19 tahun melakukan aborsi tidak aman dan >500 juta usia 10-14 tahun hidup di negara berkembang, dan rata-rata pernah melakukan hubungan suami-isteri (intercourse) pertama kali di bawah usia 15 tahun.

Seksualitas adalah semua yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk seksual yang memiliki emosi, kepribadian dan sikap dimana setiap individu berbeda-beda. Perempuan dikatakan baliq jika sudah mengalami menstruasi, sedangkan bagi laki-laki dikatakan dewasa jika sudah mengalami mimpi basah, suara berubah, dan terdapat perubahan ciri-ciri seks sekunder.

Keadaan ideal bagi wanita untuk hamil yaitu minimal usia 20 tahun secara fisik dan reproduksi (uterus) wanita sudah siap, pasangan suami istri secara bersama telah siap punya anak (mengasuh dan mendidik), dan jika mampu menyediakan kebutuhan sandang, pangan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan, sehingga jika sudah memenuhi standar tersebut maka bisa merencanakan  untuk bereproduksi  secara sehat.

Tujuan akhir dari KIE  kesehatan reproduksi yaitu peningkatan pengetahuan sehingga bisa melakukan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab serta terjadi perubahan perilaku secara seksual.

Diketahui, Kegiatan ini dilaksanakan oleh Devi Darwin, S.ST.,M.Keb bekerjsa sama dengan KORPS PMII PUTRI Cabang Kota Palopo dalam kegiatan KORPS PMII PUTRI Goes To School.

Komentar