Hashtagnews.id – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, di Soppeng. Rabu (28/7/21).
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Sejahtera Lewat Dunia Digital”.
Program kali ini menghadirkan 1.028 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari wirausahawan, Irwan Djunaedi; pegiat usaha daring, M. Nuh Akbar; penulis, Wilda; serta narablog, Dewi Rieke.
Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Nurul Nur Azizah selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Irwan Junaedi yang membawakan tema “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”. Menurut dia, sebelum berusaha di internet, penjual bisa memulai dengan riset produk yang akan dipasarkan.
Setelah itu, siapkan modal, logo, materi promosi, serta cara pengemasan. “Kalau tidak disiapkan dengan benar, hasilnya pun akan asal-asalan,” jelasnya.
Berikutnya, Dewi Rieke menyampaikan materi berjudul “Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Online”. Ia mengatakan, sejumlah pantangan yang harus dihindari pelaku usaha daring, antara lain tidak punya rencana bisnis, terlalu banyak akun media sosial, tidak tertib mencatat arus kas, kurang promosi, serta mengabaikan keluhan pelanggan.
“Jadilah penjual yang ramah, jujur, serta sopan, agar mendapatkan kepercayaan konsumen dan branding yang positif,” tutur dia.
Sebagai pemateri ketiga, M Nuh Akbar membawakan tema tentang “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”.
Menurut dia, kiat untuk terhindar dari sifat konsumtif, misalnya dengan memanfaatkan fitur keranjang belanja dan tunggu selama tiga hari, hindari iklan yang muncul di gawai, kenali kebutuhan dan bukan keinginan, tingkatkan rasa percaya diri, serta buatlah rekening khusus berbelanja.
“Kita harus punya tujuan keuangan ke depan. Ada tabungan pendidikan anak dan tabungan di masa pensiun,” katanya.
Adapun Wilda, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital”.
Ia mengatakan, beberapa contoh kasus pelanggaran hak cipta dalam usaha daring, antara lain menggunakan foto orang lain, mencomot teks promosi, serta memakai logo, desain, dan poster pengusaha lain. “Pengusaha daring harus mampu berkreasi dengan konsep dan ide usahanya sendiri,” tegasnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator.
Salah seorang peserta, Ade Sofyan, bertanya tentang bagaimana membedakan komentar pembeli yang bisa memajukan usaha dan komentar mana yang harus diabaikan. Menurut Irwan Djunaedi, testimoni baik atau buruk adalah hal biasa.
“Kita harus melatih kesabaran diri dan mampu menahan emosi untuk memajukan bisnis,” sarannya.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Komentar