Kasus Pelecehan Seksual Anak Meningkat, Ini Respon Dinas P3A Kolut

Daerah49 Dilihat

Hashtagnews.id – Selama pandemi Covid-19 melanda negeri ini, sebagian besar masyarakat merasakan dampaknya. Salah satu dampak yang paling signifikan yakni dari segi ekonomi.

Namun tak hanya itu, pandemi ini tak hanya mengganggu perekonomian, tapi juga berdampak pada kesehatan fisik maupun mental masyarakat.

Hal tersebut bisa kita lihat di daerah-daerah, ada banyak peristiwa yang diakibatkan oleh keberadaan pandemi ini. Salah satunya kasus yang terjadi di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Selama Pandemi Covid-19, jumlah kekerasan dan pelecehan seksual Kabupaten Kolaka Utara terus meningkat.

tercatat tahun 2020 ada 14 kasus kekerasan dan pelecehan seksual terjadi, sementara tahun 2021 sampai bulan Juli sudah mencapai 7 Kasus.

Baca juga:  Bawaslu Palopo Perpanjang Pendaftaran PKD di 28 Kelurahan

Dijelaskan Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Dinas P3A apt, Harvey, S,Si,M,Farm, bahwa tingkat kekerasan dan Pelecehan Seksual terhadap anak mengalami trend peningkatan bahwa hampir setiap bulan terjadi kasus yang sama.

“Kalau kekerasan dan pelecehan seksual tahun 2020 14 kasus, untuk tahun ada 7, dan tahun ini sangat keras karena melibatkan orang tua langsung, kalau tahun sebelumnya kan famili lain, tapi sekarang kejadian terjadi hampir setiap bulan ada,”Katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pihaknya saat ini memiliki dua program untuk pencegahan dan pelindungan. “Untuk Agustus mendatang kami akan bentuk satgas dia dalam bentuk penanganan kasus, Sementara untuk aktivis Perlindungan Terpadu Berbasis Masyarakat (PTBM) nah inilah yang akan mengolah anak,” tuturnya.

Baca juga:  Update BMKG: Prakiraan Cuaca Per 5 April di 6 Wilayah Kolaka Utara

Dia menambahkan bahwa dari pukul 07.00 sampai pukul 12.00 anak disekolah, sementara pukul 12.00-14.00 anak dirumah, tetapi dari pukul 14.00-17.00 anak bermain.

”Saat anak bermain inilah akan di isi ruang-ruang bermain di desa dan melihat kondisi anak, jika anak murung akan di lakukan pendekatan, untuk mengetahui masalahnya dan nantinya akan berkoordinasi dengan satgas desa,” tuturnya.

Diapun berharap dalam waktu dekat segera dibangun rumah singgah untuk para korban, karena selama ini korban hanya dititip diruma staf DP3A.

”Pembangunan rumah singgah yang paling urgen saat ini, karena beberapa kasus ini korban diamankan dan kita titip di rumah ibu nining, ibu kasna karena korban berasal dari luar kecamatan Lasusua tidak punya keluarga disini, jadi harapan kami semoga ada perhatian untuk penambahan anggaran rumah singgah itu, karena proses BAP itu berulang-ulang, kasian mereka tidak punya tempat tinggal,” tandasnya.

Komentar