hashtagnews.id – Upaya pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional melalui program Penyerapan Gabah Petani (Sergap), sejumlah tantangan faktual di lapangan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Perum Bulog Cabang Palopo dan Kodim 1403/Palopo.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan Coffee Morning yang digelar Bulog bersama insan pers Palopo, Jumat (9/5/2025), di Aula Bulog, Kelurahan Lagaligo, Kecamatan Wara.
Kepala Bulog Cabang Palopo, Adi Yanuar, secara terbuka menyampaikan berbagai hambatan yang kerap dihadapi saat proses serap gabah berlangsung.
Menurutnya, tantangan utama datang dari fluktuasi harga gabah di tingkat petani, yang kerap kali melampaui harga pembelian pemerintah (HPP).
“Banyak petani memilih menjual ke tengkulak karena ditawarkan harga di atas HPP. Ini jadi tantangan besar bagi kami, karena di satu sisi kami harus menyerap dengan harga yang telah ditetapkan sesuai regulasi,” ujarnya.
Selain soal harga, persoalan akses distribusi juga menjadi kendala tersendiri, terutama di wilayah pelosok dan daerah terpencil yang masuk dalam cakupan kerja Bulog Cabang Palopo, seperti Luwu Timur, Luwu Utara, hingga Toraja Utara. Infrastruktur jalan dan cuaca yang tidak menentu seringkali menghambat mobilisasi tim ke sentra-sentra produksi.
Kolaborasi dengan TNI AD, dalam hal ini Kodim 1403/Palopo, dinilai sangat membantu.
Namun, Dandim 1403 Palopo juga mengakui bahwa pendampingan di lapangan tidak selalu berjalan mulus.
Edukasi kepada petani mengenai pentingnya menjual gabah ke Bulog demi menjaga stok nasional masih menjadi tantangan non-teknis yang harus terus diperkuat.
“Kami dari Kodim hadir mendampingi Bulog sebagai bagian dari instruksi negara, tapi tentu saja kami juga menghadapi dinamika di lapangan. Banyak petani yang belum sepenuhnya memahami urgensi program Sergap secara nasional,” jelas Letkol Arm. Kabit Bintoro Priyanbodo.