Hashtagnews.id – Manusia akan selalu berkomunikasi sepanjang rentang hidupnya, dimulai dari dalam rahim ibu sampai lanjut usia dan bahkan hingga menjelang ajal.
Penulis: Ns. Maryam Suaib S.Kep., M.Kes (24/2/2021).
Selama dalam kandungan, bayi berkomunikasi dengan ibunya dengan cara menendang dan melakukan pergerakan-pergerakan, sedangkan anggota keluarga berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungannya dengan cara panggilan dan kecupan lembut dekat perut ibu atau elusan tangan.
Hal ini dilakukan, untuk membina hubungan dan interaksi sedini mungkin dengan bayi dalam rangka menstimulasi komunikasi dini.
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antara komunikator dan komunikan. Pada komunitas anak, orang dewasa harus mampu memahami pemikiran dan mendalami perasaan yang ingin disampaikan anak dan menggunakan bahasa yang mudah difahami oleh anak untuk meresponnya.
Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan oleh orang dewasa dalam berkomunikasi dengan anak antara lain:
- Orang dewasa menggunakan model Bahasa bermakna yang dapat difahami oleh anak yang diajak berkomunikasi seperti. Menggunakan isyarat tangan seperti menunjuk objek tertentu jika objek tersebut ingin dilihat oleh anak atau menggerakkan tangan membentuk pola sederhana sesuai dengan topik pembicaraan jika objek tersebut tidak tersedia di sekitar anak. Menggunakan kata-kata yang tepat dengan struktur Bahasa yang mudah dicerna oleh anak.
- Anak selalu berusaha agar komunikasi yang mereka sampaikan, difahami oleh orang dewasa baik melalui pengucapan maupun isyarat-isyarat yang mereka gunakan.
Maksudnya bahwa pada saat anak masih dalam tahapan belajar berbicara, maka Bahasa yang mereka gunakan masih belum sempurna baik dalam struktur maupun pengucapannya, akan tetapi, semakin bertambah usia, struktur Bahasa yang mereka gunakan akan semakin sempurna sehingga proses komunikasi akan semakin baik.
Bentuk komunikasi pada bayi dan anak
Proses komunikasi pada anak berkembang bertahap sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pada tahap awal kehidupannya, dikenal komunikasi prabicara (prespeech).
Pada bayi yang belum mampu mengungkapkan kata-kata, maka mereka melakukan komunikasi dengan menggunakan isyarat-isyarat khusus seperti menangis jika lapar atau ingin didekap, celoteh jika membalas lawan bicaranya, isyarat dan ekspresi emosional.
Bentuk komunikasi ini bersifat sementara yaitu selama tahun pertama kelahirannya dan akan berakhir seiring dengan perkembangan bayi yang menunjukkan kematangan fungsi bicara dan emosionalnya.
a. Tangisan
Pada awal kehidupan, menangis merupakan bentuk komunikasi bayi kepada orang dewasa.. Melalui tangisan, bayi dapat memberikan pesan tentang kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan dan orang dewasa harus pandai menangkap pesan yang diberikan sang bayi sehingga bayi berhenti menangis.
Pada bayi yang sehat dan normal di usia enam bulan, frekuensi tangisan akan menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan bicara.
b. Ocehan dan celoteh
Ocehan (cooing) muncul pada bulan awal kehidupan bayi disebabkan oleh adanya bunyi eksplosif awal akibat perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Bentuk ocehan seperti merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis, dan mengeluh.
Pada awal bulan kedua kehidupan, sebagian ocehan akan hilang dan Sebagian lagi akan berkembang menjadi celoteh (babbling) dan akan meningkat cepat antara bulan keenam dan kedelapan.
Celoteh menjadi indikator perkembangan otot saraf bayi terutama perkembangan verbal karena merupakan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam berbicara. Celoteh mempercepat keterampilan berbicara karena mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain sehingga bayi merasa bahwa dia adalah bagian dari kelompok sosial.
c. Isyarat
Isyarat merupakan gerakan anggota badan tertentu sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak.
Bentuk isyarat umum pada masa bayi antara lain:
1) Mendorong puting susu atau putting dot dari mulut artinya kenyang/tidak lapar.
2) Tersenyum dan mengacungkan kedua tangan yang berarti ingin digendong.
3) Menggeliat, meronta, dan menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau memandikannya berarti anak ingin bebas bergerak.
d. Ungkapan emosional
Bentuk ungkapan emosional bayi melalui perubahan tubuh dan raut wajahnya.
Contohnya:
1) Tubuh yang mengejang atau gerakan-gerakan tangan/kaki disertai jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.
2) Menegangkan badan, gerakan membanting tangan/kaki, roman muka tegang, dan menangis adalah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.
Catatan: Materi ini disampaikan pula pada kegiatan pengabdian masyarakat pada tanggal 19 Februari 2021 oleh penulis sendiri.
Komentar