Aplikasi Populer Ternyata Dikembangkan Alumni Intelijen Israel, Ini Daftar Lengkapnya

Lifestyle1169 Dilihat

hashtagnews.id – Sejumlah aplikasi populer yang terpasang di jutaan perangkat Android dan iPhone di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, diketahui memiliki keterkaitan erat dengan unit intelijen dan militer Israel.

Temuan ini terungkap dalam laporan investigatif TechTrends yang mengulas jejak para pendiri aplikasi digital yang ternyata berasal dari kalangan elite intelijen Israel, khususnya Unit 8200.

Unit 8200 dikenal sebagai divisi pengawasan dan perang siber elit di dalam struktur militer Israel.

Banyak alumninya kini menjadi tokoh utama di balik pengembangan berbagai aplikasi populer, mulai dari editor foto, permainan daring, hingga layanan peta digital.

Beberapa aplikasi yang disebut dalam laporan bahkan sangat familiar di kalangan pengguna Indonesia.

Misalnya, aplikasi pemetaan digital Waze dan layanan informasi transportasi umum Moovit.

Keduanya telah diunduh jutaan kali dan menjadi bagian penting dalam kehidupan digital sehari-hari.

Yang mengejutkan, mayoritas pengguna tidak menyadari bahwa aplikasi-aplikasi ini memiliki keterkaitan langsung dengan jaringan intelijen Israel.

Baca juga:  Bagaimana Cara Menenentukan Biji Kopi Yang Berkualitas Baik?

Setelah proses akuisisi atau pendanaan oleh perusahaan Israel, sejumlah aplikasi bahkan diam-diam mengubah kebijakan privasinya.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran luas tentang bagaimana data pengguna dikumpulkan dan sejauh mana informasi pribadi terpapar.

Laporan juga mencatat bahwa perusahaan-perusahaan di balik aplikasi tersebut kerap mendapat sorotan karena model pelacakan pengguna yang dinilai tidak transparan, serta praktik pengumpulan data yang dinilai eksploitatif.

Kendati demikian, unduhan aplikasi-aplikasi tersebut terus meningkat, didorong oleh iklan masif dan kemitraan strategis dengan raksasa teknologi seperti Google dan Facebook.

Berikut daftar aplikasi yang disebut-sebut dibangun oleh individu yang memiliki latar belakang militer atau intelijen Israel:

  • ZipoApps – Didirikan oleh mantan agen Unit 8200
  • Bazaart – Didirikan oleh mantan intelijen IDF
  • Lightricks – Salah satu pendirinya masih aktif di Unit 8200
  • Supersonic – CEO-nya memimpin operasi di Angkatan Darat Israel
  • Playtika – Didirikan oleh putra mantan Kepala Staf IDF
  • Crazy Labs – Seluruh pendirinya masih bekerja di IDF
  • Moovit – Dibangun oleh veteran unit siber Mamram
  • CallApp – Pendiri pernah bekerja tiga tahun di Unit 8200
  • Gett – Didirikan oleh eks pejabat Unit 8200
  • Waze – Didirikan oleh mantan engineer Unit 8200
  • Fooducate – Didirikan oleh mantan pilot Angkatan Udara Israel

Keterhubungan erat antara rantai pasok teknologi militer Israel dan aplikasi digital menunjukkan betapa dalamnya pengaruh strategi militer Israel dalam lanskap teknologi global.

Alumni Unit 8200 bukan hanya berperan sebagai pengembang, tapi juga sebagai ahli keamanan siber dengan rekam jejak panjang dalam pengawasan digital.

Kondisi ini menambah urgensi di tengah meningkatnya kecaman internasional terhadap aksi militer Israel di Gaza dan Tepi Barat.

Para kritikus menyebut bahwa pendapatan dari ekosistem aplikasi semacam ini secara tidak langsung turut mendanai operasi militer serta memperkuat sistem pengawasan negara Zionis tersebut.

Gerakan Boikot, Penarikan Investasi, dan Sanksi (BDS) pun kini memperluas fokusnya ke sektor digital.

Kampanye untuk menghapus aplikasi buatan intelijen Israel dari perangkat pribadi kini menjadi bentuk baru dari konsumsi teknologi yang lebih sadar dan etis.

Langkah Cegah Instalasi Aplikasi Intelijen Israel

Bagi masyarakat yang ingin lebih selektif dan etis dalam menggunakan teknologi, berikut beberapa langkah yang disarankan:

  • Periksa nama pengembang aplikasi melalui Google Play Store atau App Store
  • Telusuri latar belakang perusahaan pengembang di platform seperti LinkedIn atau Crunchbase
  • Pilih aplikasi berbasis open-source yang transparan dalam pengelolaan data
  • Dukung pengembang lokal dan global yang berkomitmen terhadap perlindungan data dan praktik etis

 

Dengan meningkatnya kesadaran akan jejak digital dan pengaruh geopolitik dalam teknologi, pengguna diharapkan lebih bijak dalam memilih aplikasi yang terpasang di perangkat mereka. (*/wdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *