PALOPO, hashtagnews.id – Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Rakyat (Amara) For Feni Ere menggelar aksi demonstrasi di depan Polres Palopo pada Sabtu, 8 Maret 2025, sebagai bentuk protes atas lambannya perkembangan kasus kematian Feni Ere (28).
Feni, yang mayatnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan sebagai sisa kerangka di Palopo pada Februari lalu, menjadi tanda ketidakseriusan penanganannya pihak kepolisian.
Bentuk sindiran terhadap lambatnya penanganan kasus tersebut, massa aksi yang mengenakan pakaian serba hitam, melantunkan lagu “Bayar Bayar Bayar” milik Sukatani.
Jenderal lapangan aksi, Milyani dalam orasinya menyatakan bahwa aksi ini adalah bentuk protes terhadap ketidakseriusan Polres Palopo dalam menangani kasus yang telah terbengkalai lebih dari setahun.
“Kami menuntut pihak kepolisian memberikan titik terang kepada keluarga dan masyarakat Palopo. Ini adalah representasi ketidakseriusan Polres Palopo dalam melindungi perempuan,” tegasnya. Dilansir dari detikSulsel.com
Massa juga mendesak Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan, untuk turun langsung menangani kasus ini.
Mereka menilai bahwa kasus Feni Ere merupakan salah satu dari sekian banyak kasus perempuan yang tak kunjung diselesaikan.
“Kami ingin keadilan untuk Feni Ere, yang hingga kini tidak ada kemajuan signifikan dalam kasusnya,” ungkap salah seorang demonstran.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa juga menyoroti masalah komunikasi yang terjalin antara aparat kepolisian dan masyarakat terkait perkembangan kasus ini.
Mereka mengkritik bahasa yang dianggap tidak profesional dan pembiaran yang dilakukan oleh Polres Palopo.
“Pembiaran dan bahasa yang tidak wajar yang dikeluarkan oleh Polres Palopo menunjukkan ketidakprofesionalan mereka dalam menjalankan tugas,” tambah Milyani. (Wdy)
