MAKASSAR – Sempat mengalami berbagai kendala, proyek nasional pembangunan jalur Kereta Api Trans Sulawesi kembali dilanjutkan.
Menurut Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Jumardi mengatakan kendala pembangunan infrastruktur salah satunya ialah lahan yang minim bukan hanya di Sulawesi Selatan namun juga hampir dapat dijumpai disemua daerah.
“Proyek Makassar – Parepare yang terkhusus di Pangkep – Maros pada awalnya mendapat penolakan namun, 70 persen mayoritas masyarakat sudah tidak lagi menolak.
“Dulu memang banyak penolakan masyarakat namun lama – kelamaan sudah berubah , masyarakat karena adanya sosialisasi bersifat masif,” tuturnya (6/4/2021).
Jumardi menjelaskan pembangunan infrastruktur bagi kepentingan bersama, jadi semua harus mendukung.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur tersebut menegaskan Progres pembangunan proyek rel kereta api di Pangkep 93 persen dan Maros hampir 70 persen.
“Pandemi ini membatasi segala aktivitas untuk bertemu masyarakat, kalau soal penolakan saya rasa tidak ada,” ujarnya.
Seperti kita ketahui, Pembangunan infrastruktur rel kereta api di Sulsel ini sudah dikucurkan anggaran 6 trilliun dari APBN.
“Meski begitu, seharusnya saat ini sudah bisa dioperasikan tapi cuman daerah Barru saja, apabila memang dioperasikan dampak terhadap perekonomian sangatlah kecil dan semua butuh waktu,” tutupnya.
Untuk diketahui manfaat dari pembangunan trans Sulawesi yang nantinya dapat dinikmati masyarakat bila telah rampung yakni mempersingkat waktu perjalanan, dapat mengangkut barang dalam jumlah besar, mengurangi kecelakaan di jalan, efisiensi penggunaan bahan bakar, ramah lingkungan (Go Green), menghemat lahan untuk pembangunan.
Memicu tumbuhnya sektor-sektor lain (pendapatan daerah), meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, menghubungkan bandara dan pelabuhan dengan kawasan pertumbuhan (industri), dapat berperan aktif dalam angkutan barang ekspor/impor.
As/Ny
Komentar