Hashtagnews.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo menyelenggarakan Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital”.
Sebanyak 626 peserta antusias mengikuti acara yang dilaksanakan secara virtual ini di Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah pada hari ini (30/7/2021).
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Pembahasan tema yang dibahas adalah “Bersama Melawan Kabar Bohong”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari jurnalis dan praktisi media, Arsito Hidayatullah; YouTuber, Andi Lopes; penulis dan LPA Sulteng, Kartini Nainggolan; serta praktisi pendidikan, Masdinar G Taing.
Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Arie Mega selaku peneliti. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Arsito Hidayatullah yang membawakan tema “Kecakapan Digital: Informasi, Identitas, dan Jejak Digital”. Arsito mempresentasikan tentang definisi informasi digital, identitas digital, dan jejak digital.
Pentingnya memahami ketiga terminologi tersebut, serta cara melindunginya. Arsito pun membagikan tips jika akun media sosial diretas.
“Login dan hentikan sesi aktif. Jika tidak bisa login, laporkan ke penyedia layanan aplikasi. Ganti kata sandi. Periksa dan hapus izin akses aplikasi pihak ketiga di pengaturan akun. Dan, install antivirus pada perangkat seluler,” katanya.
Berikutnya, Andi Lopes menyampaikan materi berjudul “Sudah Tahukah Kamu Dampak Penyebaran Hoax?”. Andi Lopes menjelaskan tentang definisi hoaks, ciri-ciri hoaks, serta bentuk dan saluran hoaks.
Berita hoaks memberikan dampak mulai dari memicu perpecahan dan pertikaian hingga menjadikan fakta tidak lagi bisa dipercaya (post-truth era). Andi pun membagikan tips mengidentifikasi berita hoaks.
“Judulnya provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, aktif dalam diskusi dan media antihoaks,” tuturnya.
Sebagai pemateri ketiga, Kartini Nainggolan membawakan tema “Digital Culture: Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”. Kartini mengawali paparannya dengan menjelaskan dasar hukum hak mengeluarkan pendapat. Kemudian, ia membeberkan etika dalam menyuarakan pendapat.
Pertama yang paling penting adalah menyampaikan pendapat dengan sopan, santun, baik, dan tepat. “Jangan berkomentar ketika kita tidak paham soal isu,” katanya.
Adapun sebagai pemateri terakhir, Masdinar G Taing menyampaikan tema “Pentingnya Internet Sehat”. Masdinar membagikan tips pentingnya internet sehat, cara menciptakan internet sehat di lingkungan keluarga, dan melindungi keluarga dari dampak negatif internet.
“Mengamankan perangkat digital, identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami jejak digital, dan keamanan digital bagi anak,” kata Masdinar.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah seorang peserta webinar Tiffani Shanty bertanya kepada Andi Lopes.
“Saat ini masih banyak orang membagikan berita bohong karena merasa diuntungkan dengan berita tersebut. Bagaimana tanggapannya?” tanyanya. “Memang menyebar berita hoaks itu banyak yang mau ambil untung, bukan hanya si pembuat hoaks. Kebanyakan orang yang satu visi dengan penyebar berita hoaks, dia akan terus melakukan itu (menyebarkan hoaks) apapun yang terjadi. Menurut saya, kita sebagai pengguna internet, harus lebih bijak lagi menggunakan teknologi,” jawab Andi.
Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Komentar