Hashtagnews.id – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Senin (19/7/2021).
Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Sejahtera Lewat Dunia Digital”.
Program kali ini menghadirkan 662 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari relawan Mafindo Fachruddin Palapa, presenter TV dan kreator konten gaya hidup Ayi Dara, konsultan pemasaran digital sekaligus pendiri @zonanyamankafe Rosmini Hamid, serta advokat dan direktur LBH Pers Manado Ferley Bonifasius Kaparang.
Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Sinta Pramucitra selaku praktisi PR. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa.
“Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan- kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.
Pemateri pertama adalah Fachruddin Palapa yang membawakan tema “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”.
Lokapasar merupakan salah satu bentuk pemasaran digital yang ibarat mal dari beberapa toko daring. Ia menyarankan untuk membuat kolaborasi lokapasar dan toko daring pribadi.
“Ini merupakan antisipasi apabila terjadi masalah atau kebijakan di pihak ketiga, dalam hal ini lokapasar,” ucapnya
Berikutnya, Ayi Dara menyampaikan materi berjudul “Digital Ethics: Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Online”. Ia mengingatkan, dalam berbisnis sangat penting untuk menjunjung tinggi etika, baik daring maupun luring.
Beberapa etika berjualan daring diantaranya: ramah, membalas semua pertanyaan, selalu menyapa, tidak menyalahgunakan dara pembeli, jujur, pengemasan barang rapi, menepati janji, dan peduli pada keluhan konsumen.
Sebagai pemateri ketiga, Rosmini Hamid membawakan tema “Digital Culture: Sejahtera Lewat Dunia Digital”. Rosmini menuturkan, adaptasi dengan zaman kekinian berarti melek teknologi.
“Yang punya modal minim dalam berusaha, bisa menggunakan dua hal. Pertama, toko daring dengan memanfaatkan media sosial yang kita punya. Kedua, menggunakan website, karena ini lebih menjangkau banyak orang dan lebih terpercaya dalam hal imej merek,” katanya.
Adapun sebagai pemateri terakhir, Ferley Bonifasius Kaparang menyampaikan tema “Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital”. Hak Cipta yang selama ini kita kenal sudah merambah ke dunia digital.
Di dunia digital, ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Ferley pun membagikan tips untuk mengamankan hak cipta, seperti melengkapi teknologi dengan pengaman DRM (Digital Right Management).
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah seorang peserta webinar Rudi Wijaya bertanya kepada Ayi Dara.
“Bagi usaha pemula yang bisnisnya masih baru, apakah harus menentukan target audiensnya di media sosial? Bukankah lebih baik sebar ke semua orang agar tahu produk yang dijual,” tanyanya.
“Paling penting dalam memulai bisnis online adalah mengikuti tren yang saat ini sedang banyak digandrungi atau booming. Sebelum menentukan apa yang mau kita jual, lihat dulu pasarnya kayak gimana. Setelah kita tahu apa yang mau dijual, lihat lagi seberapa konsisten kita. Kemudian pahami audiens atau pelanggan. Menentukan target sangat penting, karena kita jadi tahu apa yang akan kita usahakan. Penting juga mengikuti komunitas,” jawabnya.
Komentar